TopCareerID

Bagaimana Cara Mengembalikan Penciuman Yang Terganggu Setelah Terkena COVID-19? Ini Penjelasannya

Topcareer.id – Kehilangan bau (anosmia) dan rasa telah muncul sebagai gejala umum COVID-19. Bisa jadi karena infeksi, bisa juga akibat virus yang menyebabkan reaksi peradangan unik di dalam hidung yang kemudian menyebabkan hilangnya neuron penciuman, menurut Vanderbilt Unversity Medical Center.

Tidak ada yang benar-benar yakin apa yang bisa membantu untuk mendapatkan kembali indra penciuman dan perasa setelah sembuh dari COVID-19.

Anosmia juga dapat mempengaruhi kesehatan, menyebabkan nafsu makan yang buruk dan penurunan berat badan yang tidak diinginkan. Bahkan dapat menimbulkan ancaman eksistensial, dengan menempatkan diri pada risiko dalam mendeteksi kebakaran, kebocoran gas, atau makanan busuk.

Baca Juga: Ini Bedanya Kehilangan Penciuman Akibat Pilek Biasa dengan COVID-19

Kabar baiknya adalah neuron penciuman mampu beregenerasi. Sedangkan kabar buruknya tidak semua orang penciumannya akan kembali ke tingkat fungsi sebelum terserang COVID-19. Beberapa orang mungkin tidak mendapatkan kembali indra penciuman atau pengecapnya sama sekali.

Menurut para ahli, pasien dengan anosmia pasca-virus memiliki kemungkinan 60% hingga 80% untuk mendapatkan kembali beberapa fungsi penciumannya dalam waktu satu tahun. Karena indra penciuman biasanya berkurang karena usia, pemulihan bisa memakan waktu lebih lama dan kurang optimal untuk orang dewasa yang lebih tua.

Untuk membangunkan kembali saraf penciuman, sebagian besar spesialis merekomendasikan pelatihan penciuman, rutinitas harian menghirup minyak esensial seperti lemon, kayu putih, cengkeh, mawar, dan lain-lain.

Prinsip fokus dan perhatian memainkan peran penting di sini. Jika kamu tidak bisa mencium intinya sama sekali, coba ingat baunya. Dengan kata lain, libatkan pikiran kamu dalam membangkitkan sensasi.

Saat makan, jika kamu tidak dapat merasakan berbagai rasa hidangan, perhatikan rasa dasar seperti manis, pahit, asam, asin, atau umami serta tekstur makanan dan sensasi di langit-langit mulut kamu. Ini akan membantumu fokus pada apa yang masih bisa kamu rasakan, bukan pada apa yang tidak bisa dirasakan.

Ada sebuah pernyataan “Apa yang tidak membunuh saya justru membuat saya lebih kuat,” hal ini bisa kamu jadikan semangat untuk memperoleh makna baru ketika diterapkan pada kerugian yang terkait dengan COVID-19.

Baca Juga: Nasib Indera Perasa dan Penciuman Pasien Covid-19, Akankah Pulih?

Kehilangan akibat COVID-19 menantang kamu untuk menjadi lebih waspada dan sadar diri, dan pada akhirnya, lebih tangguh. Kamu juga harus belajar bersabar dan menghargai kemajuan secara bertahap saat melatih indra penciumanmu kembali.

Berikut poin-poin strategi mengatasi anosmia:

Exit mobile version