Topcareer.id – Vitamin C dikenal dapat mencegah infeksi dan meningkatkan respons imun. Dengan referensi khusus pada fase kritis COVID-19, vitamin C memainkan peran penting.
Vitamin C juga bisa menurunkan regulasi badai sitokin, melindungi endotel dari cedera oksidan, berperan penting dalam perbaikan jaringan, serta meningkatkan respons imun terhadap infeksi.
Tak hanya sebagai asam askorbat, vitamin C adalah nutrisi bagus yang larut dalam air. Asam askorbat dibutuhkan tubuh untuk respon imun. Ini memiliki sifat anti-inflamasi, imunomodulasi, antioksidan, antitrombotik, dan antivirus yang penting.
Baca Juga: Berapa Dosis Vitamin C Yang Baik Dikonsumsi Setiap Hari?
Vitamin C akan memodulasi respons tubuh terhadap sindrom pernapasan akut parah dari virus corona terutama pada tahap kritis. Dalam ulasan yang diterbitkan di Preprints, Patrick Holford et al. peran vitamin C bisa sebagai terapi tambahan untuk infeksi saluran pernapasan, sepsis, dan COVID-19.
Suplementasi vitamin C dapat menjanjikan sebagai agen pencegahan atau terapi untuk COVID-19, memperbaiki defisiensi yang disebabkan penyakit, mengurangi stres oksidatif, meningkatkan produksi interferon, dan mendukung tindakan anti-inflamasi glukokortikosteroid.
Dosis vitamin C
Untuk mempertahankan kadar plasma normal 50 µmol / l pada orang dewasa, diperlukan dosis vitamin C 90 mg / hari untuk pria dan 80 mg / hari untuk wanita.
Keamanan pemberian vitamin C oral dan intravena harus mempertimbangkan berbagai skenario diare, batu ginjal, dan gagal ginjal selama pemakaian dosis tinggi.
Dosis tinggi yang aman dan jangka pendek adalah 2-8 g / hari dapat direkomendasikan (hindari dosis tinggi vitamin C dengan hati-hati bagi yang memiliki riwayat batu ginjal atau penyakit ginjal).
Karena vitamin C larut dalam air dan karenanya diekskresikan dalam beberapa jam, frekuensi dosis penting untuk menjaga tingkat darah yang cukup selama infeksi aktif.
Vitamin C menunjukkan hasil yang menjanjikan bila diberikan kepada orang yang sakit kritis.
Para peneliti merekomendasikan bahwa orang dalam kelompok berisiko tinggi untuk kematian COVID-19 dan berisiko kekurangan vitamin C harus didorong dengan suplementasi vitamin C setiap hari.
Kecukupan vitamin C harus diperhatikan dan meningkatkan dosisnya saat terinfeksi virus corona hingga 6-8 g / hari.
Beberapa studi kohort vitamin C yang bergantung pada dosis sedang dilakukan di seluruh dunia untuk memastikan perannya dalam mengurangi COVID-19 dan lebih memahami perannya sebagai potensi terapeutik.**(RW)