Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Covid-19

Interferon, Pengobatan Bagi Mantan Pasien COVID-19 yang masih Memiliki Gejala hingga 6 Bulan

Ilustrasi

Topcareer.id – Sebagian besar pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 memiliki setidaknya satu gejala dalam enam bulan setelahnya, menurut temuan dari sebuah penelitian di Wuhan, China.

Dokter di sana melacak 1.733 pasien yang didiagnosis dan dirawat di rumah sakit antara Januari hingga Mei 2020. Sekitar 76% orang memiliki setidaknya satu gejala seperti kelelahan, kelemahan otot (63%), kesulitan tidur dan kecemasan atau depresi.

Sebagian besar dari mereka yang sakit parah memiliki masalah paru-paru dan kelainan dada yang dapat mengindikasikan kerusakan organ, sementara 13% pasien yang ginjalnya berfungsi normal di rumah sakit kemudian mengalami masalah ginjal, para peneliti melaporkan di The Lancet.

“Kami baru mulai memahami” beberapa efek jangka panjang COVID-19, kata rekan penulis studi Bin Cao dari Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang di Beijing dalam sebuah pernyataan.

“Analisis kami menunjukkan bahwa sebagian besar pasien terus hidup dengan setidaknya beberapa efek virus setelah meninggalkan rumah sakit.”

Interferon
Bentuk interferon hirup eksperimental yang sedang diuji untuk merawat pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit mungkin tidak memiliki batasan yang dikhawatirkan para peneliti.

Baca Juga: 5 Tipe Karyawan yang Susah Naik Jabatan

Masalah potensial dengan interferon adalah peningkatan kadar protein yang disebut ACE2, yang digunakan virus corona baru sebagai pintu gerbang ke dalam sel.

Dalam percobaan tabung reaksi, para peneliti melihat sel-sel yang melapisi jalur dari hidung ke paru-paru dan menemukan sebenarnya ada dua bentuk ACE2, yakni bentuk panjang dan pendek. Untuk yang pendek tidak memiliki jalan masuk yang digunakan oleh virus.

Interferon meningkatkan bentuk pendek ACE2 tetapi tidak dalam bentuk yang lebih panjang, menurut temuan mereka, yang berarti tampaknya tidak meningkatkan titik masuk virus.

“Kami sangat senang menemukan bentuk baru ACE2,” kata Dr. Jane Lucas dari University of Southampton, yang ikut memimpin penelitian di Nature Genetics, dalam sebuah pernyataan.

“Kami percaya ini mungkin memiliki implikasi penting untuk mengelola infeksi COVID-19.”

Interferon hirup dari Synairgen Plc kini sedang diuji dalam uji coba tahap akhir.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply