Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, June 9, 2023
redaksi@topcareer.id
Covid-19

Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson Tunjukkan Efikasi 66%, Ini Kelebihannya

Cakupan vaksinasi Covid-19 di RI capai 27 juta dosis.Vaksin. Sumber foto: wsj.com

Topcareer.id – Johnson & Johnson mulai melaporkan angka efikasi vaksin COVID-19 buatannya sebesar 66% dan hampir siap untuk mulai didistribusikan.

Inokulasi sekali pakai ini dibuat oleh anak perusahaan Janssen Pharmaceuticals dari Johnson & Johnson. Perusahaan baru saja merilis laporan kemanjuran berdasarkan data dari uji coba Tahap 3, yang menemukan bahwa vaksin baru tersebut 66% efektif secara keseluruhan dalam mencegah inkarnasi COVID-19 sedang hingga berat dan 85% efektif dalam mencegah penyakit parah.

Angka-angka itu tidak mengesankan seperti angka yang dilaporkan untuk vaksin Moderna dan Pfizer / BioNTech yang sudah didistribusikan melalui persetujuan darurat, keduanya melaporkan kemanjuran 90% lebih.

Tapi vaksin Johnson & Johnson adalah vaksin satu suntikan yang seharusnya membuatnya lebih mudah untuk didistribusikan dengan lebih cepat.

Vaksin tersebut juga menunjukkan kemanjuran 100% dalam mencegah rawat inap atau kematian di antara peserta dalam uji coba 28 hari setelah vaksinasi yang merupakan ukuran kunci ketika mempertimbangkan dampak COVID-19 yang lebih luas.

Baca juga: 1 Miliar Dosis Vaksin Johnson & Johnson Siap Meluncur Maret 2021

Khasiat bervariasi menurut wilayah, suntikan terbukti 72% efektif di A.S. pada kasus sedang dan berat dibandingkan 66% secara global.

Penting juga untuk dicatat bahwa uji coba Tahap 3 Johnson & Johnson terjadi di tengah kemunculan strain baru virus corona dari Inggris dan Afrika Selatan.

Vaksin Johnson & Johnson menggunakan versi modifikasi dari virus flu biasa untuk mengirimkan DNA yang memberi tubuh seseorang petunjuk tentang cara membuat replika protein lonjakan yang digunakan SARS-CoV-2 untuk menempel pada sel.

Namun, adenovirus yang dimodifikasi tidak dapat mereplikasi dalam sel manusia, yang berarti tidak akan menyebabkan penyakit, hanya respons kekebalan yang nantinya dapat digunakan untuk memerangi penularan virus yang mengarah ke COVID-19.

Metode adenovirus ini jauh lebih terbukti dalam hal penggunaan pada pasien manusia dibandingkan metode mRNA yang digunakan oleh vaksin lain yang saat ini digunakan.

Singkatnya, meskipun angka-angka utama yang tampaknya relatif pendek dibandingkan dengan data dari Moderna dan Pfizer, laporan Johnson & Johnson ini sebenarnya sangat menggembirakan.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply