Topcareer.id – Chief Executive Officer Johnson & Johnson (J&J) Alex Gorsky mengatakan kepada CNBC pada hari Selasa (9/2) bahwa orang mungkin perlu divaksinasi COVID-19 setiap tahun selama beberapa tahun ke depan, seperti suntikan flu musiman.
“Sayangnya, saat virus menyebar, ia juga bisa bermutasi,” katanya dalam sebuah wawancara.
“Mutasi lain dapat berdampak pada kemampuannya untuk menangkis antibodi atau memiliki jenis respons berbeda tidak hanya terhadap terapeutik tetapi juga pada vaksin,” tambahnya.
Baca juga: Korea Selatan Mulai Lakukan Tes COVID-19 pada Hewan Peliharaan
Minggu lalu, Johnson & Johnson mengatakan telah meminta regulator kesehatan AS untuk mengesahkan vaksin COVID-19 dosis tunggal untuk penggunaan darurat, dan menambahkan itu akan berlaku untuk otoritas Eropa dalam beberapa minggu mendatang.
Aplikasi persetujuannya telah dikirim ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengikuti laporan 29 Januari lalu yang menyatakan bahwa vaksin tersebut memiliki tingkat pencegahan infeksi sebesar 66% dalam uji coba globalnya.
Gorsky mengatakan J&J “sangat yakin” bahwa mereka akan memenuhi targetnya untuk mengirimkan 100 juta dosis vaksin virus corona ke Amerika Serikat pada akhir Juni.
J&J juga terus mengerjakan vaksin virus corona dua dosis, kata Gorsky. Mereka mengharapkan data vaksin dua suntikan dari uji klinis keluar pada paruh kedua tahun ini.**(Feb)