Topcareer.id – Industri blockchain kini tengah berada dalam kebangkitan pada dekade terakhir. Siapapun yang bahkan memiliki pengetahuan sepintas tentang perbankan, investasi dan layanan keuangan mungkin juga tengah mengincar pekerjaan terpanas ini.
Michael Page, perusahaan rekrutmen dan head hunter agensi menjangkau para pemimpin teknologi dari kawasan Asia-Pasifik untuk mengetahui tren rekrutmen dalam industri blockchain ini. Berikut ulasannya:
1. Passion tinggi, pengalaman sedikit
Industri blockchain tidak kekurangan pengembang yang bersemangat dan para insinyur sangat ingin bekerja dengan blockchain. Namun, menurut para ahli, yang kurang adalah pengalaman di dunia nyata, terutama di bidang keuangan.
Michel Dinh, Chief Technology Officer di Fusang Group mengatakan menyelam sambil menguasai keahlian teknis tidak diragukan lagi merupakan hal penting, tapi keahlian akhirnya bisa terlatih. Sementara, pengalaman nyata di industri keuangan, khususnya, membutuhkan waktu, dan banyak pengembang dan engineer malah jatuh karena hal itu.
Baca juga: Ini Tantangan Seorang Scrum Master
Bahkan di pasar yang relatif matang di Singapura dan Hong Kong, karena blockchain itu sendiri adalah teknologi yang belum matang, kandidat berkualitas tinggi di bidang ini bisa dibilang paling sedikit.
Max Soyref, Associate Director of Blockchain di KPMG Australia juga setuju. “Meski ilmu kontrak pintar atau pemrograman yang kuat merupakan fundamental penting, tapi sisi bisnis adalah hal yang kritis juga,” kata dia mengutip laporan Michael Page.
“Kami membutuhkan lebih banyak orang untuk mendukung bisnis layanan dengan pemahaman yang kuat tentang blockchain, termasuk akuntan, pengacara dan pajak, orang itu memahami blockchain publik dan perusahaan.”
2. Soft skill dinilai lebih dulu
Pengalaman industri adalah satu hal penting, tetapi pemberi kerja dalam ruang ini semakin mencari soft skill untuk calon potensial mereka. Soyref, misalnya, mengatakan orang yang mereka pekerjakan di KPMG tidak hanya ahli teknis, mereka juga merupakan subject matter axpertise, yakni ahli kuat di bidang tersebut.
“Kami tidak hanya mencari yang terbaik dalam bakat teknologi, tetapi orang yang bisa berpikir out of the box, memiliki soft skill yang hebat dan sangat nyaman dalam berkomunikasi dengan klien, ”katanya.
“Saya memiliki pandangan bahwa lebih baik mempekerjakan insinyur hebat yang merupakan pembelajar cepat dibandingkan insinyur rata-rata berpengalaman dalam blockchain.”
Ini juga terjadi di China. Xiao Shiyuan, Chief Scientist untuk Shanghai Dianrong Information Technology, menilai kandidat dengan pembelajaran dan pemecahan masalah memiliki kemampuan proyeksi yang baik. “Kami lebih suka bakat dengan kemampuan dan ketahanan kerja tim yang kuat,” kata dia.**(Feb)