Topcareer.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membeberkan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) pada Januari 2021, juga termasuk di dalamnya realisasi penerimaan negara. Tercatat, realisasi pendapatan negara sebesar Rp100,1 triliun.
Jumlah penerimaan negara pada Januari 2021 itu menurun dibanding periode yang sama pada tahun 2020, di mana realisasinya sebesar Rp105,1 triliun.
“Realisasi pendapatan negara cukup baik, tercapai sebesar Rp100,1 triliun, didorong peningkatan penerimaan kepabeanan dan cukai akibat penerapan kebijakan tarif cukai dan peningkatan ekspor seiring peningkatan harga komoditas,” kata Menkeu dalam keterangan persnya, Selasa (23/2/2021).
Jika dirinci, penerimaan perpajakan bulan Januari 2021 tercapai sebesar Rp81,0 triliun atau 5,6 persen target APBN 2021, terdiri dari realisasi penerimaan pajak sebesar Rp68,45 triliun serta kepabeanan dan cukai sebesar Rp12,5 triliun.
Realisasi penerimaan pajak untuk Januari 2021 itu jumlahnya turun 15,3 persen dari Januari 2020 yang sebesar Rp80,8 triliun.
“Meski masih terkontraksi, penerimaan pajak menunjukkan perbaikan secara konsisten sejak Triwulan III tahun 2020. Untuk mendukung pemulihan ekonomi, insentif perpajakan masih dimanfaatkan sehingga restitusi tumbuh positif dan terkendali,” ucapnya.
Baca juga: PP Ciptaker Atur Maksimal Kerja Lembur 4 Jam, UU Sebelumnya 3 Jam
Sementara, penerimaan kepabeanan dan cukai hingga 31 Januari 2021 mencapai Rp12,50 triliun atau 5,82 persen target APBN 2021, tumbuh signifikan hingga 175,34 persen (yoy).
Pertumbuhan tersebut utamanya ditopang realisasi cukai dan bea keluar yang tumbuh tinggi, realisasi cukai tumbuh signifikan sebesar 495,18 persen (yoy), atau mencapai Rp19,8 triliun, terutama dipengaruhi peningkatan produksi rokok dan implementasi PMK 57/2017 tentang Penundaan Pembayaran Cukai.
Selain itu, pertumbuhan BK secara signifikan mencapai Rp1,11 triliun atau tumbuh 923,38 persen (yoy), didorong peningkatan produksi dan tembaga serta harga Crude Palm Oil (CPO) yang masih relatif tinggi. Realisasi bea masuk tercapai sebesar Rp2,30 triliun atau tumbuh negatif 20,70 persen akibat pelemahan kinerja impor.
Dari sisi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), realisasi periode bulan Januari 2021 mencapai Rp19,1 triliun atau 6,4 persen target APBN 2021, tumbuh negatif 2,9 persen (yoy).
“Meski sedikit terkontraksi, namun untuk penerimaan non-migas, Kekayaan Negara yang Dipisahkan (KND) dan PNBP Lainnya mencatat pertumbuhan positif. Ke depannya, PNBP Migas diharapkan dapat tumbuh positif seiring peningkatan harga minyak,” ujarnya.