Topcareer.id – Setelah perayaan Imlek, ada satu perayaan lagi yaitu Cap Go meh. Perayaannya tahun ini jatuh pada hari Jumat (26/2) dan wajib menyertakan beberapa kuliner khas, salah satunya adalah Lontong Cap Go Meh.
Lontong Cap Go Meh merupakan masakan adaptasi peranakan Tionghoa Indonesia terhadap masakan Indonesia, tepatnya masakan Jawa.
Menu khas ini biasanya disantap keluarga Tionghoa di Indonesia pada saat perayaan Cap go meh tepatnya hari kelima belas bulan 1 penanggalan imlek.
Asal muasal lontong cap go meh
Dahulu hidangan lontong dinilai bisa menggantikan yuanxiao yaitu bola-bola tepung beras kuliner khas Cap Go Meh di Tionghoa.
Baca juga: 16 Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan saat Imlek (Bagian 1)
Saat itu banyak pria etnis Tionghoa yang berangkat merantau ke Indonesia dan mereka pun banyak yang menikahi perempuan Jawa lalu melahirkan perpaduan budaya, sehingga dipilihlah lontong untuk menggantikan yuanxiao.
Untuk merayakan Imlek saat Cap go meh, kaum peranakan Jawa mengganti hidangan yuanxiao dengan lontong yang disertai berbagai hidangan tradisional Jawa yang kaya rasa, seperti opor ayam, sambal goreng hati, acar, telur pindang, abon sapi, bubuk koya, sambal, dan kerupuk.
Ada anggapan tradisional Tionghoa yang menyatakan bahwa Yuanxiao yang padat melambangkan keberuntungan. Hal ini juga yang bisa dirasakan pada lontong yang dianggap berlawanan dengan bubur yang encer dan sering dikaitkan dengan kesialan jika disajikan saat perayaan Cap Go Meh.
Bentuk lontong yang panjang dianggap melambangkan panjang umur, telur melambangkan keberuntungan, dan santan yang dibumbui kuah kunyit berwarna keemasan melambangkan emas serta keberuntungan.
Akhirnya tak dapat dipungkiri jika lontong pas dijadikan pilihan kuliner khas Cap Go Meh agar tahun baru dipenuhi dengan keberuntungan.
Baca juga: 16 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan saat Imlek (Bagian 2)
Hanya menjadi hidangan spesial peranakan Jawa
Uniknya, keturunan etnis Tionghoa di luar pulau Jawa tidak memiliki ikatan spesial dengan kuliner yang satu ini.
Lontong Cap Go Meh sebenarnya fenomena khusus Peranakan-Jawa. Kaum peranakan di Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Sumatera tidak mengenal hidangan ini. Oleh karena itu, hidangan ini hanya ada pada perayaan Imlek di pecinan di Pulau Jawa, khususnya Semarang dan Jakarta.
Suku Betawi sangat dipengaruhi kebudayaan peranakan Tionghoa, Lontong Cap Go Meh juga dianggap sebagai salah satu masakan Betawi.
Meskipun saat ini hidangan ini mulai banyak diperjualbelikan di pecinan Pulau Kalimantan dan Sumatera, namun sejarah Lontong Cap Go Meh di Indonesia tetap berasal dari Pulau Jawa.**(Feb)