Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Tuesday, April 16, 2024
redaksi@topcareer.id
Covid-19

Studi CDC: Efek Samping Covid-19 Lebih Banyak Dialami Perempuan

vaksinasi covid

Topcareer.id – Sebuah studi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menunjukkan bahwa perempuan merupakan mayoritas dari mereka yang melaporkan efek samping dari vaksin Covid-19.

Hampir 7.000 orang melaporkan ke CDC bahwa mereka mengalami efek samping setelah menerima vaksin, termasuk gejala sakit kepala, kelelahan, dan pusing. Hampir 80% dari mereka yang melaporkan efek samping merupakan perempuan.

Survei yang dilakukan bulan lalu oleh para peneliti di CDC menganalisis data keamanan pada lebih dari 13 juta penerima vaksin virus corona pada 13 Januari.

Selama sebulan, total 13.794.904 vaksin Covid-19 diberikan kepada orang Amerika – 8.436.863 (61,2%) di antaranya diberikan kepada perempuan.

Shelly Kendeffy, teknisi medis di State College di Pennsylvania yang menerima vaksin Moderna Covid-19, mengatakan kepada The New York Times bahwa segera setelah menerima suntikan, dia merasa baik-baik saja.

“Pada sore hari gigi saya gemetar, tapi saya berkeringat – seperti basah kuyup, tapi dingin,” kata Kendeffy kepada The Times.

Baca juga: Catat, Ini Aturan Baru Yang Diterapkan Kereta Api Pada 11-14 Maret 2021

Dia mengatakan enam dari tujuh rekan perempuannya juga mengalami gejala seperti nyeri tubuh, menggigil, dan kelelahan, dan wanita ketujuh yang tidak menunjukkan gejala seperti flu mengatakan dia muntah-muntah semalaman setelah mendapat vaksin.

Dari delapan rekan pria yang juga divaksinasi, Kendeffy mengatakan satu mengalami nyeri, satu lagi sakit kepala, dua merasa lelah, dan empat tidak merasakan apa-apa.

Sabra Klein, seorang ahli mikrobiologi dan imunologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, mengatakan kepada The Times bahwa dia sama sekali tidak terkejut. “Perbedaan jenis kelamin ini sepenuhnya konsisten dengan laporan masa lalu dari vaksin lain,” katanya.

Pada 2013, sebuah studi yang dilakukan oleh para ilmuwan mengungkapkan bahwa wanita dewasa berisiko lebih tinggi terhadap reaksi vaksin pandemi flu 2009 dibandingkan pria.

Studi lain yang meneliti reaksi anafilaksis terhadap vaksin influenza antara tahun 1990 dan 2016 menunjukkan bahwa wanita menyumbang sebagian besar efek samping yang merugikan.

Meskipun wanita berisiko lebih tinggi terkena efek samping, Klein mengatakan wanita tidak perlu khawatir tentang kemungkinan efek samping. “Karena Anda meningkatkan respons kekebalan yang sangat kuat, dan sebagai hasilnya Anda kemungkinan akan terlindungi,” katanya kepada The Times.**(RW)

Leave a Reply