Topcareer.id – Gelombang kedua Covid-19 India menunjukkan adanya kenaikan. India melaporkan lebih dari 200.000 kasus baru dan lebih dari 1.000 kematian selama 24 jam pada Kamis (15/4/2021).
Sebagian besar infeksi baru terjadi di beberapa negara bagian, termasuk negara bagian barat Maharashtra, yang merupakan rumah bagi ibu kota keuangan India, Mumbai.
Sejak Februari, data pemerintah juga menunjukkan adanya kenaikan kasus di kebanyakan negara bagian. Mengutip CNBC, angka kematian juga meningkat karena rumah sakit menghadapi tekanan atas persediaan, termasuk jumlah tempat tidur yang tersedia.
Misalnya, asosiasi dokter di negara bagian Gujarat telah meminta pemerintah untuk memastikan 100% pasokan oksigen untuk rumah sakit yang merawat pasien Covid-19.
Kasus tinggi
Meski demikian India masih memiliki tingkat pemulihan yang relatif tinggi.
Baca juga: Daftar Negara Yang Izinkan Wisatawan Luar Negeri, Asal Vaksinasi
Sejak awal April, India telah melaporkan lebih dari 1,9 juta kasus baru dan lebih dari 10.600 kematian, menurut perhitungan CNBC dari data kementerian kesehatan.
Antara 1 April dan 7 April, India melaporkan lebih dari 652.000 kasus. Jumlah itu hampir dua kali lipat dalam delapan hari sejak itu.
Awal pekan ini, negara itu mengambil alih Brasil menjadi negara yang terinfeksi terburuk kedua di belakang Amerika Serikat.
Hal ini hanya beberapa bulan setelah Perdana Menteri Narendra Modi menyatakan kemenangan atas Covid-19.
Memutus rantai penularan
Pada Rabu malam, negara bagian terkaya di India melakukan penguncian yang akan berlangsung hingga 1 Mei untuk memutuskan rantai penularan. Maharashtra dianggap sebagai pusat infeksi gelombang kedua di India.
Menteri utama Maharashtra mengeluarkan pedoman yang menyebutkan hanya layanan penting (transportasi umum dan bahan makanan) yang boleh beroperasi antara pukul 7 pagi dan 8 malam waktu setempat. Larangan juga berlaku untuk mereka yang berada di ruang publik tanpa alasan yang sah.
Data kementerian kesehatan hingga Rabu menunjukkan vaksinasi sudah menghabiskan lebih dari 110 juta dosis vaksin sejak pemerintah memulai program inokulasi pada Januari.
Tetapi Serum Institute of India, yang memproduksi suntikan AstraZeneca (Covishield), mengatakan kapasitas produksinya “sangat tertekan.”
Minggu ini negara Asia Selatan ini menyetujui vaksin ketiga untuk penggunaan darurat – Sputnik V milik Rusia.