Topcareer.id – Beberapa kali ngupil memang membawa rasa kepuasan. Mengupil sangat umum sehingga satu survei terhadap 254 orang dewasa menemukan bahwa 91 persen melakukannya, dan 1,2 persen melakukannya setidaknya setiap jam.
Alasan yang jelas adalah bahwa itu semua untuk menghilangkan boogers (kotoran hidung), yang sebenarnya memiliki fungsi penting.
“Lapisan hidung menghasilkan lendir untuk membantu membersihkan partikel di udara yang dihirup seseorang. Boogers adalah lendir kering yang telah mengumpulkan partikel-partikel ini,” kata Dr Tan Teck Shi, pimpinan klinis untuk kelompok kerja pernapasan yang dijalankan oleh SingHealth Polyclinics.
“Area berdebu atau lingkungan berkabut dapat menyebabkan lebih banyak partikel debu atau kotoran terperangkap oleh lapisan hidung kita, sehingga mengakibatkan lebih banyak boogers,” ujarnya, mengutip CNA Lifestyle.
Bahaya ngupil
Dr. Tan memperingatkan, karena pembuluh darah di bagian bawah septum sangat dangkal, mengorek hidung sebenarnya dapat menggesekkan kotoran hidung ke lapisan hidung yang halus dan terkadang menyebabkan pendarahan.
Septum adalah tulang rawan di hidung yang memisahkan lubang hidung.
Baca juga: Kerap Jadi Buruan Saat Ramadan, Ini Fakta Timun Suri Dari Ahli IPB
“Meskipun laporan perforasi septum pada pasien yang terkena dampak parah jarang terjadi, mengorek hidung secara terus menerus dapat menyebabkan infeksi kronis, peradangan, dan penebalan saluran hidung, sehingga meningkatkan ukuran lubang hidung,” katanya.
Ya, ngupil yang keseringan itu bisa memperbesar lubang hidung.
“Mencubit hidung tidak mungkin membantu meminimalkan pembesaran lubang hidung,” kata Dr Tan.
Sebaliknya, itu mungkin dikaitkan dengan pembesaran karena menyebabkan lebih banyak kerusakan dan karenanya, pembengkakan melalui cubitan.
Bukan itu saja. Ada kemungkinan lebih tinggi kamu terkena kuman dengan jarimu dan mengirimkannya langsung ke hidungmu. Selama pandemi, kamu tentunya tidak ingin mengambil risiko memasukkan virus Covid-19 ke dalam tubuhmu.
Bukan hanya Covid-19, staphylococcus aureus, sejenis bakteri yang umumnya menyebabkan infeksi kulit, lebih mungkin ditemukan di lubang hidung para pencabut hidung dalam sebuah penelitian di Belanda tahun 2006.**(Feb)