Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, March 28, 2024
redaksi@topcareer.id
Covid-19

Spanyol Akan Coba Campurkan Vaksin COVID-19 yang Berbeda

vaksin Astrazeneca nomor bets CTMAV 547 bisa digunakan kembali.

Topcareer.id – Menanggapi perubahan pedoman keamanan suntikan AstraZeneca, Spanyol akan mempelajari efek pencampuran berbagai vaksin virus corona yang berbeda.

Bersama dengan beberapa negara Eropa lainnya, Spanyol telah membatasi vaksin AstraZeneca dari pembuat obat Anglo-Swedia itu.

AstraZeneca hanya untuk orang di atas 60 tahun, setelah regulator mengaitkannya dengan kasus pembekuan darah otak pada orang lebih muda.

“Setelah keputusan oleh berbagai otoritas kesehatan masyarakat Eropa untuk menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca di bawah 60 tahun, kami berangkat untuk segera menemukan bukti ilmiah untuk mendukung pengambilan keputusan seputar kemungkinan alternatif,” Kata Raquel Yotti, direktur Carlos III Health Institute, Spanyol pada konferensi pers.

Uji coba ini akan mengambil sampel 600 orang dari segala usia dari seluruh Spanyol, kata Jesus Frias Iniesta, koordinator penelitian klinis di Carlos III.

“Tujuan studi ini adalah untuk menentukan dalam 28 hari apakah dosis kedua vaksin Pfizer dapat diberikan kepada pasien yang telah menerima vaksin AstraZeneca,” katanya.

Sebuah studi Inggris tentang vaksin pencampuran telah memperluas penelitiannya untuk memberikan suntikan dari Moderna dan Novavax.

Sementara Prancis dan Jerman sedang mempertimbangkan untuk memberikan alternatif bagi orang di bawah 60 tahun yang menerima dosis pertama AstraZeneca.

Surat kabar Spanyol El Mundo melaporkan kementerian kesehatan sedang mempertimbangkan untuk menunda dosis kedua bagi orang di bawah 80 tahun.

Hal ini untuk memaksimalkan jumlah orang yang menerima vaksin setidaknya satu dosis suntikan.

Pasien akan menerima suntikan kedua dari vaksin Pfizer dan Moderna delapan minggu setelah suntikan pertama, kata El Mundo.

Baca juga: Regulator Obat Uni Eropa Temukan Penyebab Pembekuan Darah Dari Vaksin AstraZeneca

European Medicines Agency merekomendasikan jeda 28 hari antara suntikan Moderna dan 21 hari antara Pfizer.

Proposal tersebut akan menandakan penyimpangan tajam dari strategi Spanyol yang mendukung pemberian dua suntikan kepada kelompok usia rentan secepat mungkin.

Kementerian kesehatan Spanyol mengatakan saat ini sedang mempelajari berbagai proposal tanpa memberikan rincian apapun.

Pada konferensi pers, pejabat kesehatan Fernando Simon mengatakan yang terbaik adalah tidak memulai debat media berdasarkan rancangan proposal.

Beberapa penelitian di dunia nyata menunjukkan dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech memberikan perlindungan tingkat tinggi.

Meskipun ada penundaan dalam penerapan vaksin sekali pakai Johnson & Johnson dan kendala pada AstraZeneca, Spanyol masih mengharapkan setengah dari 47 juta populasinya terinokulasi penuh pada akhir Juli 2021.

Pada hari Senin (19/4), 7,2% populasi Spanyol telah menerima pengobatan lengkap, sementara hampir 20% telah menerima setidaknya satu dosis.**(RW)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply