Topcareer.id – Ya, di awal pandemi, Zoom memang menjadi primadona dan bagian penting dari kehidupan pekerjaan hampir setiap orang. Namun, kini banyak pekerja yang merasa lelah karena harus mengikuti streaming meeting video setiap hari.
“Rekor pribadi saya adalah 19 pertemuan Zoom dalam sehari. Ini adalah rekor yang mungkin bisa dikalahkan oleh beberapa orang, tapi saya akui itu adalah perjuangan untuk melewatinya,” tulis Eric S. Yuan, pendiri dan CEO Zoom dalam laman CNN.
Ia mengatakan, modernasi sangat penting, dan ketika Zoom didirikan 10 tahun yang lalu, tujuannya tidak pernah menggantikan interaksi secara langsung sama sekali.
Bagaimanapun, kata dia, pandemi telah menunjukkan bagaimana kelelahan, terutama kelelahan meeting video, dapat memengaruhi produktivitas, kepuasan kerja, dan keseimbangan kehidupan kerja.
Itulah mengapa para pemimpin harus menemukan cara untuk membuat rapat lebih mudah dikelola karena karyawan terus bekerja dari jarak jauh.
Yuan lantas memberikan beberapa sarannya yang juga sebagai praktiknya sendiri untuk membatasi ketegangan dari rapat konferensi video volume tinggi:
– Ambil waktu istirahat terjadwal dari komputer.
– Pesan rapat selama 25 menit atau 55 menit (atau bahkan coba turunkan menjadi 20 atau 45 menit), atau akhiri rapat lebih awal untuk memberi semua orang pulih secara mental di antara rapat.
– Gunakan chat atau email sebagai pengganti rapat.
– Coba matikan tampilan diri agar kamu dapat melihat wajah kolegamu, sehingga mereka dapat melihat wajahmu, tanpa harus melihat diri sendiri.
– Terapkan “hari tidak ada rapat internal” untuk memberi dirimu dan karyawan waktu istirahat. “Kami telah melakukan ini sejak akhir tahun lalu di Zoom dan karyawan kami menyukainya,” kata Yuan.
– Dorong karyawan untuk menetapkan batasan di sekitar waktu pribadi mereka. Meskipun pengecualian harus dibuat untuk tenaga kerja global, para pemimpin harus mencegah pertemuan malam dan akhir pekan.
Baca juga: Tips Melamar Kerja Di Tempat Yang Pernah Menolak Kamu
Ia menambahkan, tentu saja, preferensi dan keadaan setiap orang berbeda, jadi tidak akan pernah ada solusi ‘satu ukuran untuk semua’ dalam hal kerja jarak jauh.
“Sejak pandemi dimulai, kami telah mempelajari bahwa orang-orang mengalami pertemuan dengan cara yang berbeda. Sebuah studi baru-baru ini, misalnya, menemukan bahwa wanita lebih banyak mengalami kelelahan daripada pria.”
Salah satu alasannya adalah wanita cenderung tidak mengambil waktu istirahat di antara rapat. Temuan baru seperti ini menekankan betapa pentingnya rapat dapat disesuaikan dan fleksibel, dengan mempertimbangkan preferensi dan pengalaman semua demografi.