Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tuesday, November 5, 2024
idtopcareer@gmail.com
Lifestyle

Bahaya Konsumsi 3-4 Telur dalam Seminggu

Sumber foto: Halodoc

Topcareer.id – Menurut penelitian, orang-orang yang mengonsumsi tiga atau empat telur per minggu atau 300 miligram kolesterol makanan per hari, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan kematian dini. Hayooo, siapa yang suka banget makan telur?

“Telur, khususnya kuning telur, adalah sumber utama kolesterol makanan,” tulis Victor Zhong, penulis studi utama dan rekan postdoctoral di Departemen Kedokteran Pencegahan di Northwestern University Feinberg School of Medicine di Chicago.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal medis JAMA, ia dan rekannya mencatat bahwa sebutir telur besar mengandung sekitar 186 miligram kolesterol. Para peneliti memeriksa data dari enam kelompok studi Amerika Serikat termasuk lebih dari 29.000 orang yang mengikuti selama rata-rata 17,5 tahun.

Selama masa tindak lanjut, total 5.400 kejadian kardiovaskular terjadi, termasuk 1.302 stroke fatal dan nonfatal, 1.897 insiden gagal jantung fatal dan nonfatal, dan 113 kematian akibat penyakit jantung lainnya. Tambahan 6.132 peserta meninggal karena sebab lain.

Analisis data dari Zhong menyebutkan, mengkonsumsi 300 miligram tambahan kolesterol diet per hari dikaitkan dengan risiko penyakit jantung 3,2% lebih tinggi dan risiko kematian dini 4,4% lebih tinggi.

Baca juga: Ketika Usia Jadi Masalah Saat Interview Kerja, Coba Tips Ini

Dan setiap tambahan setengah telur yang dikonsumsi per hari dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular 1,1% lebih tinggi dan risiko kematian dini 1,9% lebih tinggi karena sebab apa pun.

Alasan potensial untuk hasil yang tidak konsisten di masa lalu adalah kenyataan bahwa penelitian lain tidak memperhitungkan bahwa konsumsi telur mungkin berhubungan dengan perilaku tidak sehat lainnya, seperti aktivitas fisik yang rendah, merokok dan diet yang tidak sehat. Selain itu, makanan yang mengandung kolesterol biasanya kaya akan lemak jenuh dan protein hewani.

“Sebaliknya, penelitian saat ini termasuk penilaian komprehensif faktor-faktor ini,” tulis Zhong dan rekan penulisnya seperti dikutip dari CNN.

Dalam tajuk rencana yang diterbitkan bersamaan dengan penelitian, Dr. Robert H. Eckel dari Fakultas Kedokteran Universitas Colorado menulis bahwa topik ini “penting” bagi dokter, pasien, dan masyarakat luas.

“Mempertimbangkan konsekuensi negatif dari konsumsi telur dan kolesterol dalam pengaturan pola makan yang sehat untuk jantung, pentingnya membatasi asupan makanan kaya kolesterol tidak boleh diabaikan,” pungkasnya.**(Feb)

Leave a Reply