Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Masker Ini Bisa Deteksi COVID-19 dalam 90 Menit

Topcareer.id – Sebuah tim peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Wyss Institute for Biologically Inspired Engineering di Universitas Harvard mengembangkan teknologi biosensor.

Teknologi ini dapat dipakai untuk membantu masker wajah dalam mendeteksi COVID-19 melalui napas kamu saat memakainya.

Bahan yang dapat dipakai dengan teknologi biosensor sintetis tertanam untuk deteksi biomolekul telah diterbitkan dalam jurnal Nature Biotechnology.

Biosensor dipasang di masker wajah standar KN95 untuk mengidentifikasi apakah virus ada dalam napas seseorang.

Prosesnya pun cepat. Para peneliti mengatakan bahwa kamu bisa mengaktifkan sensor dengan tombol dan strip pembacaan mengeluarkan hasil dalam waktu 90 menit.

Tidak hanya itu, menurut mereka tingkat akurasinya juga sama dengan standar tes PCR COVID-19.

Peter Nguyen, seorang ilmuwan peneliti di Wyss Institute dan rekan penulis studi tersebut, mengatakan bahwa tim pada dasarnya membawa seluruh laboratorium diagnostik ke dalam sensor kecil berbasis biologi sintetis yang bekerja dengan masker wajah apa pun.

Ia menambahkan bahwa masker biosensor ini memiliki akurasi setinggi tes PCR dengan kecepatan dan biaya serendah tes antigen.

Baca juga: Inggris Akhiri Lockdown, Tinggalkan Aturan Masker dan Jaga Jarak

“Selain masker wajah, biosensor kami yang dapat diprogram dapat diintegrasikan ke dalam pakaian lain untuk menyediakan deteksi zat berbahaya saat bepergian, termasuk virus, bakteri, racun, dan bahan kimia,” kata Nguyen.

Nina Donghia, staf ilmuwan di Wyss Institute dan rekan penulis studi tersebut, mengatakan bahwa teknologi canggih ini juga dapat digunakan untuk melengkapi jas lab ilmuwan yang bekerja dengan bahan atau patogen berbahaya.

Tim sekarang sedang mencari mitra manufaktur yang dapat memproduksi masker canggih ini dalam jumlah besar sehingga tersedia selama pandemi.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply