Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Tuesday, April 23, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Survei: Tingkat Kepercayaan Masyarakat pada Presiden Turun dalam Hal Penanganan Pandemi

varian covid-19Ilustrasi virus corona. (dok. BBC)

Topcareer.id – Kepercayaan masyarakat pada kemampuan Presiden Indonesia Joko Widodo untuk menangani pandemi telah turun tajam.

Sebuah survei menunjukkan hal ini, ketika pihak berwenang berjuang untuk menahan gelombang infeksi virus corona, yang telah mendorong rumah sakit hingga ke titik maksimal.

Dipicu oleh penyebaran varian Delta yang lebih ganas, Indonesia telah melaporkan lebih banyak kasus COVID-19 baru daripada negara mana pun di dunia, menurut pelacak data Reuters.

Jajak pendapat oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), yang dilakukan pada akhir Juni menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap presiden dalam menangani pandemi turun menjadi 43%, dibandingkan dengan 56,5% dalam jajak pendapat di bulan Februari.

“Kepercayaan pada kemampuan presiden untuk mengatasi pandemi menurun tajam dalam empat bulan terakhir,” kata Djayadi Hanan, direktur eksekutif LSI.

Djayadi menambahkan, kepercayaan pada pemerintah penting untuk menegakkan program seperti vaksinasi dan pembatasan pergerakan seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Temuan survei yang mencakup 1.200 responden, menunjukkan kepercayaan secara keseluruhan terhadap tanggapan presiden masih melebihi ketidakpercayaan, dengan 22,6% tidak memercayai tindakannya dan 32% netral.

Baca juga: Presiden Apresiasi Vaksinasi Covid-19 Door to Door oleh BIN

Pemerintah telah menghadapi kritik tajam di beberapa media tentang penanganan pandemi dengan Jakarta Post menjalankan editorial pada 3 Juli berjudul “They did not have to die.”

Sementara itu, publikasi Tempo dalam tajuk rencana pada hari Senin (19/7), mengatakan penyangkalan terhadap gawatnya situasi, telah mencegah para pejabat mengambil keputusan untuk mengendalikan wabah tersebut.

Elina Ciptadi, seorang spesialis komunikasi risiko mengatakan, untuk memenangkan kembali kepercayaan, presiden harus mengambil peran langsung dalam komunikasi untuk memastikan penyampaian pesan yang seragam dan berdasarkan fakta.

“Jika semua pejabat pemerintah mengatakan itu terkendali, tetapi fakta di lapangan adalah bahwa rumah sakit kelebihan beban dan orang-orang ditolak, mereka kehilangan kredibilitas,” katanya.

Presiden telah memberlakukan langkah-langkah paling ketat untuk menahan penyebaran virus mulai 3 Juli melalui PPKM darurat di beberapa wilayah.

Pihak berwenang juga telah meminta masyarakat untuk tidak berkumpul dalam kerumunan dalam merayakan hari raya Idul Adha.

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply