Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, April 25, 2024
redaksi@topcareer.id
Covid-19

Israel Perluas Program Booster Vaksin COVID-19 untuk Guru dan Usia 40 Tahun ke Atas

Dok/The World

Topcareer.id – Warga Israel berusia di atas 40 tahun dan guru di sana sekarang memenuhi syarat untuk dosis ketiga vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech.

Menteri Kesehatan Israel pada hari Kamis (20/8) berharap perluasan kampanye ini akan bisa menangkis varian Delta.

Perluasan kelayakan booster, mengikuti rekomendasi oleh para ahli Kementerian Kesehatan.

Keputusan ini datang sehari setelah Amerika Serikat mengumumkan rencana untuk menawarkan dosis booster kepada semua warganya.

Negara itu juga mempertimbangkan data yang menunjukkan perlindungan vaksin yang semakin berkurang.

Negara-negara lain seperti Kanada, Prancis, dan Jerman, juga telah merencanakan program vaksin booster COVID-19.

Israel mulai memberikan dosis ketiga kepada orang di atas 60 pada bulan Juli, kemudian menurunkan usia minimum kelayakan menjadi 50 dan menawarkan booster kepada petugas kesehatan juga lainnya.

Lebih dari satu juta dari 9,3 juta penduduk Israel telah menerima suntikan ketiga yang 86% efektif dalam mencegah infeksi.

Menteri Kesehatan Nitzan Horowitz mengatakan di Twitter bahwa “sekarang bahkan orang berusia 40 tahun ke atas, dan staf pengajar, bisa mendapatkan dosis vaksin ketiga.”

Baca juga: Israel: Efek Samping Vaksin Booster Pfizer Mirip dengan Dosis Ke-2

Panel penasihat ahli Kementerian Kesehatan mengatakan dosis ketiga hanya akan diberikan kepada orang yang suntikan keduanya setidaknya lima bulan lalu. Mereka juga merekomendasikan pemberian dosis ketiga untuk wanita hamil.

Pfizer mengatakan kemanjuran vaksinnya turun seiring waktu dan bahwa dosis ketiga menunjukkan antibodi penawar yang jauh lebih tinggi.

Studi di Amerika Serikat dan Israel telah menunjukkan bahwa sementara ini vaksin masih sangat efektif dalam mencegah penyakit serius.

Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Rabu (19/8) bahwa data saat ini tidak menunjukkan perlunya booster.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply