Topcareer.id – Sementara diet dan olahraga tidak diragukan lagi berdampak pada penuaan, penelitian baru menunjukkan bahwa hanya beralih karier juga dapat membantu mencegah demensia.
Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal medis Inggris BMJ, para peneliti menemukan bahwa orang dengan pekerjaan yang merangsang mental (mentally stimulating) memiliki risiko yang jauh lebih rendah terkena penyakit kognitif di kemudian hari daripada mereka yang tidak.
Pekerjaan yang merangsang mental didefinisikan sebagai pekerjaan yang membutuhkan pekerja untuk membuat keputusan dan melakukan kontrol, bukan pekerjaan yang menerima perintah.
Probabilitas mengembangkan demensia bagi pekerja yang menempati pekerjaan yang merangsang mental adalah 4,8 dalam 10.000, dibandingkan dengan 7,3 per 10.000 untuk kelompok dengan stimulasi mental rendah. Hasil ini konsisten bahkan setelah penulis menyesuaikan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, dan gaya hidup.
Pekerjaan yang menuntut secara kognitif tampaknya mengurangi produksi tiga protein yang mengganggu fungsi otak dari waktu ke waktu. “Dan paparan stimulasi kognitif di tempat kerja biasanya berlangsung jauh lebih lama daripada hobi yang merangsang kognitif,” tulis para penulis, mengutip Ladders.
Temuan ini berasal dari sampel besar peserta dari AS dan Eropa. Rata-rata usia peserta adalah 45 tahun.
Baca juga: Ini Sisi Positif Psikopat Dalam Karier Dan Kehidupan
Apa pekerjaan yang merangsang mental?
Penelitian yang dilakukan sebelumnya telah menunjukkan bahwa aktivitas yang merangsang mental seperti menyelesaikan teka-teki, memainkan alat musik, dan belajar matematika dapat meningkatkan fungsi otak dan menunda demensia, tetapi hanya jika dilakukan secara rutin.
Para peserta yang ditampilkan dalam laporan BMJ diikuti selama 17 tahun. Orang-orang yang secara teratur menyelesaikan tugas-tugas yang mengharuskan mereka untuk menggunakan fungsi otak utama melihat hasil yang paling positif.
Satu studi penuaan yang berjalan lama, studi kohort kelahiran Lothian (yang telah berlangsung sejak 1999 dan mengikuti subjek yang lahir pada tahun 1921 dan 1936), membagi pekerjaan yang merangsang mental ke dalam tiga kategori:
Pekerjaan yang memerlukan pengumpulan atau analisis data, seperti musisi, insinyur sipil, dan arsitek
Pekerjaan yang membutuhkan interaksi kompleks dengan manusia, seperti dokter, pekerja sosial, pengacara, dan petugas masa percobaan
Pekerjaan yang memerlukan interaksi kompleks dengan berbagai hal, termasuk produsen, teknisi mesin, dan insinyur.
Ada juga karier yang membutuhkan interaksi kompleks dengan ketiga kategori yang disebutkan di atas. Sebuah studi yang dilakukan oleh Scotland’s University of Edinburgh menempatkan guru dan ahli bedah di antara ini.**(Feb)