Topcareer.id – Dalam penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Administrative Science Quarterly, para ahli menemukan bahwa karyawan yang secara teratur mengalami kecemasan, depresi, dan stres sebenarnya dapat menyebarkan perasaan tersebut kepada rekan kerja mereka.
Jadi stres dan cemas bisa menular ke rekan kerja?
“Kami menyarankan bahwa – mirip dengan penyakit menular – diagnosis klinis depresi, kecemasan, dan gangguan terkait stres dapat menyebar secara epidemi melintasi batas organisasi melalui penularan sosial,” tulis para peneliti, mengutip laman Ladders.
Para penulis merasa berguna untuk memikirkan ketidakstabilan emosional sebagai penyakit menular. Seperti cara perusahaan meminta pekerja baru untuk memberikan bukti vaksinasi untuk menghindari wabah COVID di kantor mereka, mungkin disarankan bagi perekrut untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk menilai kesejahteraan mental calon tempat kerja, baik untuk diri mereka sendiri, dan demi calon anggota tim mereka.
Studi ini mengamati 250.000 karyawan selama 12 tahun. Secara konsisten, para peneliti menemukan, ketika sebuah organisasi dimulai dengan prevalensi tinggi gangguan mental di angkatan kerja, karyawan baru menunjukkan peningkatan risiko gangguan ini dari waktu ke waktu.
Baca juga: Facebook Habiskan Rp 185,2 Triliun Untuk Tingkatkan Keamanan Pengguna
Mentransmisikan emosi negatif dapat terjadi dengan salah satu dari empat cara, menurut penulis.
Pertama, penularan sosial. Ini mengacu pada cara kita cenderung meniru cara orang baru menampilkan diri kepada kita. Misalnya, mungkin tidak nyaman untuk bertindak dengan semangat tinggi ketika berbicara dengan seseorang yang mengalami depresi.
Yang kedua adalah penularan emosi. Ini semacam penularan sosial kecuali terjadi dengan sengaja. Ketika kita secara rutin terpapar emosi tertentu yang ditampilkan oleh orang-orang yang secara teratur berinteraksi dengan kita, kita cenderung mengalami emosi yang sama.
Penularan kognitif adalah proses mengadopsi pola penilaian yang sama seperti yang biasa kita temui. Penularan perilaku adalah sama, tetapi sehubungan dengan tindakan orang.
“Misalnya, perilaku yang tidak selalu mendukung kesejahteraan mental seperti penarikan atau penghindaran, mudah ditiru dan ditransfer ke orang lain,” tulis psikolog kesehatan pekerjaan Erin Eatough.**(Feb)