Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Tuesday, April 23, 2024
redaksi@topcareer.id
Covid-19

Negara Ini Tetapkan Target Vaksinasi 90% untuk Akhiri Lockdown COVID-19

Dok/Yahoo

Topcareer.id – New Zealand baru akan mengakhiri tindakan lockdown ketatnya dan mencabut lebih banyak larangan hanya ketika 90% dari populasinya yang memenuhi syarat telah divaksinasi sepenuhnya terhadap COVID-19, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan pada hari Jumat (22/10).

Semua usaha telah negara ini lakukan untuk membasmi COVID-19, namun tetap tidak mampu mengalahkan varian Delta yang berpusat di Auckland.

Akhirnya Ardern terpaksa meninggalkan strategi eliminasinya dan beralih ke cara hidup berdampingan dengan virus.

Ardern memiliki target inokulasi 90% di setiap Dewan Kesehatan Distrik di negara itu.

Hal ini akan menjadikan negara Pasifik Selatan itu menjadi salah satu negara yang paling banyak divaksinasi terhadap COVID-19 di dunia.

Sudah sekitar 68% warga New Zealand yang memenuhi syarat telah menjalani vaksinasi penuh dan 86% telah mendapatkan satu dosis.

“Pada akhirnya kami telah menyeimbangkan keinginan untuk mencabut pembatasan dengan cepat sambil terus menjaga orang tetap aman,” kata Ardern pada konferensi pers di ibu kota Wellington.

Ketika target vaksin tercapai, negara akan beralih ke sistem baru untuk mengelola wabah di setiap daerah.

Baca juga: Kota Ini Jalani Lockdown COVID-19 Terlama di Dunia

Sertifikat vaksin akan menjadi pusat sistem baru yang juga akan menggunakan tiga pengaturan yakni hijau, oranye dan merah.

“Orang yang divaksinasi lengkap akan dapat terhubung kembali dengan keluarga dan teman, pergi ke bar dan restoran dan melakukan hal-hal yang mereka sukai dengan kepastian dan kepercayaan diri yang lebih besar,” kata Ardern.

New Zealand memberlakukan pembatasan pandemi paling ketat di antara negara-negara OECD.

Jumlah kasus dalam wabah saat ini mencapai 2.389 dan New Zealand telah mencatat 28 kematian terkait virus corona selama pandemi.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply