Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 20, 2024
redaksi@topcareer.id
Covid-19Tren

Ahli Vaksin: Pandemi di Masa Depan Bisa Lebih Mematikan daripada Covid

Topcareer.id – Salah satu pencipta vaksin Oxford-AstraZeneca, Sarah Gilbert, mengatakan bahwa pandemi di masa depan bisa jadi lebih mematikan daripada COVID-19 sehingga pelajaran yang dipetik dari wabah tidak boleh disia-siakan dan dunia harus memastikannya siap untuk serangan virus berikutnya.

Virus corona telah membunuh 5,26 juta orang di seluruh dunia, menurut Universitas Johns Hopkins, menghapus triliunan dolar dalam output ekonomi dan membalikkan kehidupan bagi miliaran orang.

“Yang benar adalah, yang berikutnya bisa lebih buruk. Bisa lebih menular, atau lebih mematikan, atau keduanya. Ini bukan kali terakhir virus mengancam hidup dan mata pencaharian kita,” kata Sarah Gilbert dalam Richard Dimbleby Lecture, BBC, Senin (6/12/2021).

Gilbert, seorang profesor vaksinologi di Universitas Oxford, mengatakan dunia harus memastikan lebih siap menghadapi virus berikutnya. “Kemajuan yang telah kita buat, dan pengetahuan yang telah kita peroleh, tidak boleh hilang,” katanya.

Menurut para ahli kesehatan, upaya untuk mengakhiri pandemi COVID-19 tidak merata dan terfragmentasi, ditandai dengan akses terbatas ke vaksin di negara-negara berpenghasilan rendah sementara mereka yang “sehat dan kaya” di negara-negara kaya mendapatkan booster.

Baca juga: Israel Bakal Gelar Kontes Miss Universe Di Tengah Ancaman Omicron

Sebuah panel ahli kesehatan yang dibentuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia untuk meninjau penanganan pandemi SARS-CoV-2 telah menyerukan pendanaan permanen dan kemampuan yang lebih besar untuk menyelidiki pandemi melalui perjanjian baru.

Salah satu proposal adalah untuk pembiayaan baru setidaknya USD10 miliar per tahun untuk kesiapsiagaan pandemi.
Wabah COVID-19 pertama kali terdeteksi di China pada akhir 2019. Vaksin dikembangkan untuk melawan virus dalam waktu singkat.

Gilbert mengatakan protein lonjakan varian Omicron mengandung mutasi yang diketahui meningkatkan penularan virus.

“Ada perubahan tambahan yang mungkin berarti antibodi yang diinduksi oleh vaksin, atau oleh infeksi varian lain, mungkin kurang efektif dalam mencegah infeksi Omicron. Sampai kita tahu lebih banyak, kita harus berhati-hati, dan mengambil langkah untuk memperlambat penyebaran varian baru ini,” kata Gilbert.

Leave a Reply