Topcareer.id – Menjelang pergantian tahun baru 2022 ini membuat harga telur ayam melambung tinggi dan mencapai angka Rp 34.000 per kilonya.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Bustanul Arifin pun mengatakan kenaikan harga ini membuktikan adanya persoalan pada pola kemitraan antara peternak rakyat dengan peternak menengah dan besar.
“Tidak mulusnya pola kemitraan itu membuat sistem produksi peternak rakyat tidak kuat,” ujar Bustanul, di gedung Bina Graha, Kamis (30/12/2021).
Baca juga: Kopi Bisa Digunakan Untuk Memprediksi Cuaca Lho! Begini Caranya
Terlebih lagi saat ini kita masih berada di masa pandemi Covid-19, sehingga membuat lemahnya ketahanan sistem produksi membuat peternak rakyat gulung tikar.
“Sehingga saat permintaan naik seperti saat Nataru peternak kesulitan memenuhinya,” tuturnya.
Bustanul menilai, jika pemerintah melakukan intervensi dengan pengaturan harga referensi justru tidak akan memecahkan masalah, dan akan memunculkan masalah lain dengan dimensi yang berbeda.
“Ini masalahnya pada struktural. KSP akan mengkomunikasikannya pada Kementan, termasuk soal batasan pembudidayaan ayam petelur yang dilakukan oleh pihak integrator,” pungkasnya.**(Feb)
