Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Monday, December 9, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Ini Dampak Pengasuhan Jarak Jauh Anak Pekerja Migran

Ilustrasi. Dok/MadeForMums

Topcareer.id – Dampak pekerja migran perempuan Indonesia yang bekerja di luar negeri pada lingkup rumah tangga, pada satu sisi dapat membantu stabilitas ekonomi keluarganya.

Namun, pada sisi lain bisa menimbulkan masalah tehadap perkembangan psikologis anak yang ditinggal oleh orangtuanya.

Urusan pengasuhan anak yang ditinggalkan biasanya dititipkan kepada suami, kakek-nenek atau pihak keluarga yang lain.

Ada asumsi bahwa anak-anak hanya akan mendapat perhatian secara finansial saja, sedangkan aspek sosial dan psikologis kurang diperhatikan.

Dalam acara Migrant Talk “Redefinisi Peran Kakek-Nenek Pengasuh Anak-anak Pekerja Migran,” Selasa 25 Januari 2022 pukul 20.30, dibahas pentingnya peran kakek-nenek sebagai keluarga pengganti.

Pengalaman sebagai orang yang mengasuh anak dari jarak jauh
Anil Kusnaini (Husna) dalam Migrant Talk menceritakan pengalamannya dalam mengasuh anaknya dari jarak jauh.

“Yang saya pikirkan pertama kali adalah pendidikan, anak-anak saya sekolahkan di salah satu sekolah swasta berbasis agama dan full day school, harapan saya waktu sehari-hari mereka bisa teralihkan ketika bersama teman-temannya di sekolah.” Ujar Husna.

Husna juga mengaku sangat keras dalam mendidik anak-anaknya dibandingkan dengan kakek-neneknya.

“Saya sangat keras dalam mendidik anak-anak, jadi ketika saya pergi, saya percaya dengan orangtua saya yang memiliki rasa kasih sayang yang lebih dari saya kepada anak-anak, ini membuat saya nyaman dalam mengatur bagaimana anak-anak saya ke depannya.” Tutur Husna.

Sebagai kakek, Bapak sururi juga dengan telaten dan sabar merawat anak-anak, menurutnya semakin dewasa anak-anak semakin mengerti waktu sekolah dan membagi waktu bermain.

Dosen Psikologi di Universitas Sanata Dharma Didik Suryo Hartoko menyampaikan dampak pengasuhan anak secara jarak jauh yang diasuh oleh kakek-nenek.

Menurut Didik, keterpisahan bisa menimbulkan perasaan cemas bagi anak-anak dan membuat mereka berpikir apakah orang lain bisa saya andalkan atau tidak.

“Hal ini bisa menjadi pengalaman berat bagi anak-anak yang ditinggal orangtuanya bekerja ke luar negeri.” Kata Didik.

“Ketika anak terpisah dari orangtuanya, anak akan mencari figur kelekatan lain selain orangtua kandungnya, bisa dari kakek, nenek, paman, dan keluarga lain.” Jelas Didik.

Didik menambahkan bahwa menurut penelitian, dari sisi psikologi tidak banyak bedanya ketika anak-anak diasuh oleh orangtua kandung maupun oleh kakek-neneknya dalam hal menciptakan kesehatan mental.

“Faktor yang paling krusial hanya faktor kelekatan. Ketika sang anak bisa menemukan figur baru yang bisa melekat dengan penuh kasih sayang, maka dampak negatif pengasuhan anak yang dilakukan selain orangtuanya tidak akan banyak.” Tambahnya.

Baca juga: Seberapa Penting Peran Pengganti Orangtua bagi Anak-Anak Pekerja Migran?

Tantangan menjadi pengasuh anak pekerja migran
Sebagai kakek yang mengasuh anak dari pekerja Migran, Bapak Sururi mengaku menghadapi beberapa tantangan yang harus ia hadapi.

Tantangannya antara lain harus bisa membantu anak mengarahkan dalam mencari teman dan harus mampu disiplin membatasi waktu anak bermain di luar.

Sabrina Nayla, anak dari Husna pekerja migran dan tinggal bersama kakek-neneknya merasakan banyak pengalaman baik selama diasuh oleh kakek-neneknya.

“Semua orang menyayangi saya, mereka memberi kasih sayang tanpa batas, kami saling menguatkan dan saling mengingatkan, meskipun terpisah jarak jauh, komunikasi masih tetap berjalan.” Tutur Nayla bangga.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply