Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Tips KarierTren

Cara Jawab Pertanyaan Interview: Apa Kritik Terbesar yang Diterima dari Atasan?

Ilustrasi menjawab pertanyaan interview kerja.Ilustrasi menjawab pertanyaan interview kerja.

Topcareer.id – Sudah tak heran jika wawancara pekerjaan akan dihujani oleh banyak pertanyaan yang berbeda, demi mencoba menentukan apakah kandidat memiliki kecocokan dengan perusahaan. Satu pertanyaan yang mungkin ditanyakan adalah “Apa kritik terbesar yang Anda terima dari atasan di pekerjaan terakhir Anda?”

Apa yang ingin diketahui pewawancara?

Pewawancara memiliki beberapa tujuan dalam pikiran dengan pertanyaan ini. Pertama, ini adalah cara lain untuk menanyakan kelemahanmu. Sementara atasan ingin tahu apa yang kamu kuasai, mereka juga ingin tahu tentang area di mana kamu kurang terampil.

Pertanyaan ini juga merupakan cara yang baik untuk memahami karaktermu. Apakah kritik membuatmu defensif atau marah? Terakhir, pewawancara juga akan mencari tanggapan jangka panjangmu, dan jenis penyesuaian yang kamu buat sebagai tanggapan atas umpan balik.

Cara menjawab pertanyaan tentang kritik yang diterima

Kamu harus siap untuk berbagi satu atau dua masalah atau insiden yang muncul dari waktu ke waktu, tetapi pilih area kinerja yang tidak penting untuk pekerjaan yang kamu lamar. Cobalah untuk memilih masalah yang telah kamu tangani dan tingkatkan, tetapi kamu tidak harus unggul dalam hal itu untuk menjadi luar biasa dalam posisi yang ditawarkan.

Misalnya, jika atasanmu pernah mengkritik keterampilan berbicara di depan umum, kamu dapat menyebutkan ini dan menjelaskan bahwa itu mengarahkanmu untuk mengambil langkah-langkah meningkatkan keterampilan tersebut.

Baca juga: Konflik Kerja Nggak Selalu Buruk, Begini Cara Bikin Konflik Sehat (Bagian 1)

Tetapi sekali lagi, pendekatan ini bekerja paling baik jika keterampilan berbicara di depan umum yang sangat baik tidak penting untuk posisi baru yang kamu lamar. Kamu tidak ingin “menaikkan bendera merah” bahwa kamu mungkin pernah mengalami masalah dengan keterampilan khusus ini.

Jika kamu tidak dapat langsung menjawabnya, luangkan waktu untuk merenung. Itu bagus karena itu menunjukkan bahwa kamu menanggapi pertanyaan itu dengan serius.

Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban yang klise. Jangan repot-repot menunjukkan bahwa kelemahan tertentu juga bisa diartikan sebagai kekuatan. Seorang pewawancara yang baik akan menyadari hal ini, dan sebagian besar pewawancara akan terkejut dengan pernyataan seperti, “Saya seorang perfeksionis dan saya terlalu menekan diri saya sendiri.”

Contoh jawaban:

“Manajer saya menunjukkan bahwa selama rapat, saya tampak lebih asyik dengan komputer dan telepon daripada berbicara dengan orang lain. Saya telah menggunakan perangkat saya untuk membuat catatan, tetapi mudah teralihkan oleh ping dari email yang masuk. Sekarang, saya memutuskan perangkat saya dari internet dalam rapat sehingga saya tidak terganggu oleh ping email dan pesan baru dari rekan kerja.”

Leave a Reply