Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 26, 2024
redaksi@topcareer.id
Tips Karier

Mengenal Jenis Sindrom Imposter Dan Cara Mengatasinya

Work. Waktu-waktu rentan pekerja lakukan kesalahan.Waktu-waktu rentan pekerja lakukan kesalahan. (Dok/claromentis.com)

Topcareer.id – Imposter syndrome atau sindrom imposter adalah kondisi psikologis ketika seseorang merasa tidak pantas meraih kesuksesan yang dicapainya.

Orang dengan sindrom ini justru merasa waswas, seolah suatu hari orang-orang akan menganggap dirinya hanyalah seorang penipu yang tidak berhak mengakui segala prestasi dan keberhasilannya.

Perasaan tipuan ini begitu sering dirasakan oleh banyak orang yang berprestasi tinggi namun merasa tidak kompeten untuk pencapaiannya.

Dr Valerie Young, seorang ahli dalam bidang ini, mengembangkan lima kategori sindrom imposter berdasarkan penelitian selama puluhan tahun di antara orang-orang berprestasi tinggi.

Kategori-kategori ini dengan tepat menggambarkan berbagai cara munculnya sindrom imposter serta cara mengatasinya.

The Perfectionist
Untuk kategori perfeksionis, fokus ditempatkan pada bagaimana hal-hal dilakukan. Dan jika kamu termasuk dalam kelompok ini, kemungkinan besar kamu memiliki standar kesempurnaan yang tidak realistis dan memandang cacat kecil apa pun sebagai kegagalan.

Satu-satunya cara untuk memperbaikinya adalah dengan memahami bahwa tidak semuanya sempurna, dan semuanya tidak perlu sempurna.

The Expert
Mereka yang tergolong dalam kategori The Expert fokus pada apa serta seberapa banyak yang mereka ketahui dan dapat dilakukan, selalu mengharapkan diri mereka untuk mengetahui segalanya.

Jadi begitu kamu terlambat menemukan sesuatu yang baru, kurangnya pengetahuan itu akan menyebabkan orang dengan sindrom imoster dalam kategori ini merasa gagal dan malu.

Jadi, untuk mengatasinya, penting untuk memahami perbedaan antara mengatakan ‘Saya sangat bodoh dan ‘Saya merasa sangat bodoh saat ini.’ Tidak semua orang harus tahu segalanya dan tidak ada yang mengharapkan kamu harus tahu sebanyak itu.

The Solois
Jika kamu lebih suka bekerja sendiri dan hanya menganggap tugas selesai hanya ketika kamu melakukan semuanya sendiri, kamu termasuk dalam kelas ini. Meminta bantuan biasanya kamu anggap sebagai tanda kegagalan.

Pahamilah bahwa terkadang kolaborasi sangat penting untuk menyelesaikan sesuatu. Jadi memilih untuk menyelesaikan proyek sendiri hanya akan memakan waktu lebih lama.

Baca juga: 6 Tips Mengatasi Sindrom Pasca Liburan

The Natural Genius
Bekerja tanpa perjuangan sering menimbulkan perasaan tidak kompeten di antara penderita sindrom imposter kategori The Natural Genius.

Mereka mengukur pencapaian dalam hal ‘bagaimana’ dan ‘kapan’ mereka selesai, dan apa pun yang tidak dapat diselesaikan pada percobaan pertama sama saja dengan kegagalan.

Daripada berharap untuk menyelesaikan titik awal dengan baik, akan lebih membantu untuk mengingat bahwa semakin banyak kamu melakukan sesuatu, maka semakin bagus kamu dalam melakukannya.

The Superperson
Superperson berfokus pada ‘berapa banyak’ peran yang dapat dilakukan sekaligus dan mengukur kompetensi berdasarkan peran-peran ini.

Mereka selalu cepat menjadi sukarelawan untuk sesuatu yang baru dan mulai merasa gagal ketika mereka tidak terlibat dalam sesuatu.

Memahami bahwa kamu tidak diharapkan untuk melakukan segalanya adalah langkah pertama untuk memerangi sindrom inposter kategori Superperson ini.

Turunkanlah standarmu dan cari waktu untuk mengingatkan diri sendiri bahwa kamu melakukan yang terbaik yang kamu bisa.

the authorFeby Ferdian

Leave a Reply