Topcareer.id – Menyusul kegagalan awal Netflix dengan video game menjelang akhir tahun lalu, layanan streaming ini dilaporkan ingin meningkatkan penawarannya secara signifikan sebelum akhir 2022 dengan menambah koleksi gamenya hingga hampir 50 judul.
Ketika Netflix meluncurkan layanan video game barunya November 2021 lalu, pelanggan diberikan akses ke total lima game sebagai bagian dari keanggotaan biasa mereka.
Jumlah itu terus bertambah sejak saat itu, dengan Netflix saat ini menawarkan 18 game kepada pelanggan.
Laporan baru oleh Washington Post mengatakan bahwa perusahaan tersebut akan menawarkan hampir 30 judul lagi pada akhir tahun 2022.
Saat ini tidak ada indikasi game apa yang akan mereka luncurkan, Netflix dilaporkan akan bertahan dengan game selulernya.
Layanan streaming ini telah berusaha untuk memperluas pengembangan video gamenya sejak tahun lalu dengan mengakuisisi tiga studio game.
Sekarang mereka memiliki pengembang game seluler yang berbasis di Texas, Boss Fight Entertainment, Next Games yang membuat Stranger Things: Puzzle Tales, dan pada September lalu, mengakuisisi pengembang Oxenfree Night School Studio.
Meskipun fokus Netflix akan tetap pada game seluler untuk saat ini, perusahaan saat ini fokus mencari peluang konten seputar video game.
Hingga sekarang, layanan streaming ini berfokus dalam mengadaptasi game yang ada ke dalam acara TV, seperti The Witcher, Cuphead, League of Legends, dan Castlevania.
Perusahaan juga berencana untuk mengadaptasi acaranya ke dalam game.
Tujuannya menurut laporan Washington Post adalah untuk “membangun bisnis game yang dapat menciptakan sinergi antara apa yang ditonton orang dan apa yang mereka mainkan.”
Baca juga: Netflix Bakal Siapkan Layanan Paket Harga Murah dengan Iklan
Eksperimennya yang paling baru diumumkan, perusahaan mengadopsi strategi untuk mengadaptasi permainan kartu populer Exploding Kittens menjadi sebuah game yang akan diluncurkan pada layanan streamingnya dan serial TV animasi yang akan dirilis tahun 2023.
Dorongan berkelanjutan Netflix untuk memperluas layanannya dari penawaran streaming video intinya cukup masuk akal.
Perusahaan saat ini tengah berjuang melawan penurunan jumlah pelanggan dan pendapatan, mereka menyalahkan pengguna yang membeli layanannya dengan sistem berbagi kata sandi dan meningkatnya persaingan streaming.**(Feb)
