Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Wednesday, April 24, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Bakteri Dengan Gen Resisten Antibiotik Ditemukan Di Antartika

Bakteri. Dok/HalodocBakteri. Dok/Halodoc

Topcareer.id – Bakteri di Antartika telah ditemukan dengan gen yang memberi mereka antibiotik alami dan resistensi antimikroba serta memiliki potensi untuk menyebar dari daerah kutub, menurut para ilmuwan di Chili.

Andres Marcoleta, peneliti dari Universitas Chili memimpin penelitian ini dan hasilnya diterbitkan dalam jurnal Science of the Total Environment, Maret 2022.

Ia mengatakan bahwa “kekuatan super” yang berevolusi untuk melawan kondisi ekstrem ini terkandung dalam fragmen DNA seluler yang dapat dengan mudah ditransfer ke bakteri lain.

“Kita tahu bahwa tanah di Semenanjung Antartika, salah satu daerah kutub yang paling terpengaruh oleh pencairan es, menampung banyak sekali bakteri,” kata Marcoleta.

“Dan beberapa dari mereka merupakan sumber potensial dari gen leluhur yang memberikan resistensi terhadap antibiotik.” Jelasnya.

Para ilmuwan dari Universitas Chili mengumpulkan beberapa sampel dari Semenanjung Antartika dari 2017 hingga 2019.

“Perlu ditanyakan apakah perubahan iklim dapat berdampak pada terjadinya penyakit menular,” kata Marcoleta.

“Dalam skenario yang mungkin, gen-gen ini dapat meninggalkan reservoir ini dan mendorong munculnya serta proliferasi penyakit menular.” Ujarnya menambahkan.

Baca juga: Awas! Ciuman 10 Detik Bisa Mentransfer 80 Juta Bakteri

Para peneliti menemukan bahwa bakteri Pseudomonas, salah satu kelompok bakteri utama di Semenanjung Antartika, tidak patogen tetapi dapat menjadi sumber ‘gen resistensi’ yang tidak bisa dihentikan oleh disinfektan umum seperti tembaga, klorin atau amonium kuaterner.

Tetapi ada jenis lain yang mereka teliti, seperti Polaromonas yang memang memiliki “potensi untuk menonaktifkan antibiotik jenis beta-laktam, yang penting untuk pengobatan berbagai infeksi,” kata Marcoleta.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply