Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Tuesday, March 19, 2024
redaksi@topcareer.id
Covid-19

Subvarian Omicron BA. 2.75 yang Baru, Apa Bedanya Dengan yang Sudah Ada?

Foto ilustrasi

Topcareer.id – Dengan beberapa mutasi dan substrain, varian COVID-19 Omicron telah menjadi sangat umum dan sebagian besar kasus di masa lalu telah dikaitkan dengan varian terbaru BA. 2.75.

Sub-varian Omicron, BA.4 dan BA.5 telah dinyatakan paling dominan di Amerika Serikat dan bertanggung jawab atas gelombang keempat di banyak negara.

Sekarang sub-varian lain dari Omicron, yakni BA.2.75 telah terdeteksi di Indonesia.

Para ahli medis di dunia berpendapat bahwa lonjakan mendadak kasus COVID-19 ini disebabkan oleh tiga sub-varian baru virus Omicron BA.2 ini.

Dari ketiganya, varian BA.2.75 perlu dipantau, kata para ahli.

Sub-varian BA.2.75 telah menyebar di Amerika Serikat, Kanada dan Jepang.

Apa itu BA.2.75 dan apa bedanya?
BA.2.75 adalah sub-garis keturunan dari varian Omicron selain BA.4 dan BA.5.

Sub-garis keturunan Omicron telah menjadi varian dominan yang beredar di seluruh dunia, dengan mutasi baru yang terus berkembang.

Para ahli mengatakan varian BA.2.75 termasuk mutasi baru pada protein lonjakan, selain mutasi yang sudah ada pada varian Omicron.

Dari mutasi yang terjadi, G446S dan R493Q menjadi perhatian khusus, karena memberikan varian kemampuan untuk menghindari beberapa antibodi.

Ini berarti dapat menginfeksi orang yang telah divaksinasi, atau telah terinfeksi sebelumnya.

Sampai sekarang, tampaknya BA.2.75 akan memiliki pelepasan antibodi yang serupa dengan BA.4/5 sehubungan dengan vaksin saat ini.

Baca juga: Tingkat Hospitalisasi Varian Omicron BA.4 dan BA.5 Lebih Rendah

Penelitian mengungkapkan bahwa mutasi R493Q meningkatkan kemampuan virus untuk menempel pada ACE2, protein yang digunakan virus COVID-19 untuk memasuki sel.

Ada empat mutasi di wilayah domain pengikatan reseptor, yang berinteraksi dengan reseptor ACE2 di inang.

ACE2 adalah enzim yang bertindak sebagai reseptor untuk virus SARS-CoV-2 dan memungkinkannya menginfeksi sel inang.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply