Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 21, 2024
idtopcareer@gmail.com
Covid-19

Omicron Menggila, Warga di Negara Ini Didesak untuk WFH Lagi

Topcareer.id – Warga Australia yang dirawat di rumah sakit karena varian omicron mengganas telah mendekati level rekor pada hari Rabu (20/7) ketika pihak berwenang mendesak perusahaan untuk membiarkan staf mereka bekerja dari rumah (WFH) lagi.

Australia berada dalam cengkeraman gelombang Omicron ketiga yang didorong oleh subvarian baru yang sangat mudah menular, BA.4 dan BA.5, dengan lebih dari 300.000 kasus tercatat selama seminggu terakhir.

Pihak berwenang mengatakan jumlah sebenarnya bisa dua kali lipat dari total itu.

Sebanyak 53.850 kasus baru di hari Rabu (20/7) saja adalah penghitungan harian tertinggi dalam dua bulan terakhir.

Perdana Menteri Anthony Albanese menolak tekanan untuk memberlakukan kembali pembatasan ketat untuk menghentikan penyebaran virus.

“Yang benar adalah bahwa jika Anda memiliki mandat, Anda harus menegakkannya,” kata Albanese kepada wartawan.

Albanese mengatakan perusahaan dan karyawan harus memutuskan bersama tentang pengaturan WFH yang fleksibel.

“Pengusaha diharuskan memberikan cuti berbayar dengan gaji penuh bagi pekerja yang perlu mengisolasi, dan menawarkan tes antigen cepat gratis.” kata Presiden Dewan Serikat Buruh Australia Michele O’Neil.

Kepala Petugas Medis Australia Paul Kelly memperkirakan jumlah orang yang berakhir di rumah sakit akan segera mencapai rekor tertinggi. Ia juga mendesak dunia bisnis untuk membiarkan lebih banyak staf bekerja dari rumah.

Baca juga: Subvarian Omicron BA. 2.75 yang Baru, Apa Bedanya Dengan yang Sudah Ada?

Sekitar 5.350 warga Australia saat ini dirawat di rumah sakit dengan COVID-19.

Banyak petugas kesehatan garis depan juga sakit atau dalam isolasi, yang semakin membebani sistem kesehatan.

Sejauh ini, 95% orang di atas 16 tahun sudah menjalani dua dosis vaksinasi, ini membantu menjaga total kasus COVID-19 Australia di bawah 9 juta dan kematian pada 10.884.

Angka tersebut jauh lebih rendah daripada banyak negara lain. Namun, hanya sekitar 71% yang sudah menerima tiga dosis vaksin.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply