Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

WFO Akibat Pandemi, Picu Peningkatan Kelahiran Bayi di AS

Ilustrasi Bayi. Sumber foto: smartparents.sg

Topcareer.Id – Peningkatan jumlah wanita yang bekerja dari rumah sejak awal pandemi, tercatat telah berkontribusi pada meningkatnya jumlah kelahiran bayi. Fenomena ini dibeberkan oleh sebuah studi baru, yang mengklaim peningkatan kelahiran, telah membalikkan gejala dua tahun penurunan kesuburan, setidaknya di Amerika Serikat.

Sebuah makalah kerja, yang diterbitkan oleh tiga ekonom, menemukan bahwa lebih dari 46 ribu anak lahir di Amerika Serikat setelah dimulainya pandemi COVID-19, dimulai dengan sedikit peningkatan kelahiran pada tahun 2020.

Secara keseluruhan, tingkat kesuburan di Negara Paman Sam melonjak sekitar 6,3%, dibandingkan dengan tren pra-pandemi, kata studi tersebut.

“Hasil kami menunjukkan bahwa resesi COVID-19 tidak menurunkan kesuburan di antara wanita AS,” kata Hannes Schwandt, seorang profesor di Universitas Northwest, yang ikut menulis makalah dengan Martha Bailey dari UCLA, dan Janet Currie dari Princeton.

“Baby bump 2021 adalah pembalikan besar pertama dalam penurunan tingkat kesuburan AS sejak 2007, dan paling menonjol untuk kelahiran pertama dan wanita di bawah usia 25 tahun, yang menunjukkan pandemi membuat beberapa wanita memulai keluarga mereka lebih awal,” kata studi tersebut.

Baca juga: Studi: Pandemi menghambat Kemampuan Komunikasi pada Bayi

Sementara penelitian tersebut menemukan bahwa pandemi “baby bump” lebih terasa pada ibu yang baru pertama kali melahirkan, studi tersebut juga kuat untuk wanita berpendidikan perguruan tinggi, yang kini lebih nyaman bekerja dari rumah, setelah dipaksa oleh Pandemi Covid-19.

Studi ini juga berpendapat dana stimulus COVID-19 ikut berperan dalam ledakan bayi, karena pemerintah federal menghabiskan lebih dari $750 miliar dalam tunjangan pengangguran, untuk menjaga jutaan pekerja AS, yang pekerjaannya dipengaruhi oleh penutupan paksa, di rumah.

Selain itu, kurangnya perawatan kesehatan reproduksi dan aborsi selama pandemi, dianggap ikut berkontribusi (meski kecil) pada peningkatan kelahiran. Namun, di luar apa yang dibeberkan dalam penelitian ini, tingkat kelahiran di AS tetap sama dengan yang terjadi di 2021, setidaknya hingga kuartal ketiga 2022.

the authorFeby Ferdian

Leave a Reply