Topcareer.id – Menurut laporan Programme for International Student Assessment (PISA) pada 2018, Indonesia berada di peringkat 74 dari 79 negara OECD untuk kemampuan siswa di bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM).
Padahal, pendidikan STEM makin jadi bagian penting dari kurikulum dalam membantu mempersiapkan generasi muda melalui keterampilan dan pemikiran kritis yang dibutuhkan untuk industri 4.0.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia, Nadiem Anwar Makarim, menanggapi laporan PISA dengan menekankan pentingnya memiliki guru yang terampil dengan sumber daya untuk dapat meningkatkan kompetensi STEM siswa dan meningkatkan motivasi dalam mempelajari mata pelajaran STEM.
Lebih lanjut, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, Totok Suprayitno menambahkan, infrastruktur sekolah (termasuk akses ke peralatan dan laboratorium) dan pendekatan pengajaran merupakan faktor utama yang membentuk keinginan siswa untuk lebih partisipatif selama proses belajar.
Menurut pers rilis Cmbridge International yang diterima Topcareer.id, salah satu cara untuk melibatkan siswa dalam sains adalah dengan memberi kesempatan siswa untuk secara langsung melakukan percobaan sains.
Sains adalah mata pelajaran praktis dan penelitian menunjukkan bahwa kesuksesan dalam studi ilmiah di masa depan, atau karier ilmiah, membutuhkan keterampilan praktis yang baik.
Everyday Science, sebuah sumber digital baru dari Cambridge International yang telah dirancang untuk memicu semangat siswa dalam pembelajaran praktis pada sains.
Baca juga: Lima Negara Di Dunia Yang Punya Support Terbaik Untuk Orangtua Bekerja
Melalui sumber digital ini, siswa dapat melakukan penyelidikan ilmiah di rumah dengan menggunakan bahan yang tersedia tanpa memerlukan peralatan laboratorium. Hal itu dikembangkan saat terjadi lockdown Covid-19 untuk memperkuat pembelajaran konsep-konsep ilmiah penting dalam lingkungan pembelajaran daring di rumah.
Perkembangan baru lain untuk menginspirasi minat siswa pada STEM adalah peluncuran kembali Cambridge Upper Secondary Science Competition yang dapat diikuti siswa untuk melengkapi studi akademis mereka.
“Kami sangat bersemangat untuk meluncurkan kembali kompetisi ini kepada pelajar di Indonesia setelah adanya pandemi selama beberapa tahun ini. Peserta dari seluruh dunia membentuk tim untuk menyelidiki topik yang diminati melalui kerja praktik dan metode ilmiah,” kata Clare Wilkes, Development Manager Cambridge International dalam siaran pers, Selasa (8/3/2023).
“Ini adalah kesempatan yang menarik bagi para siswa untuk mengembangkan keterampilan utama seperti pemikiran kritis, pemecahan masalah dan kolaborasi, sambil menguji diri mereka sendiri di hadapan pelajar lain dari seluruh dunia. Kami ingin kompetisi ini memicu semangat siswa terhadap sains dan menunjukkan apa yang telah mereka pelajari,” jelas dia.
Sebagai kesimpulan, sangat penting bagi siswa untuk memiliki paparan langsung terhadap sains dan mata pelajaran STEM lainnya untuk membantu membangun semangat dan kepercayaan diri mereka pada apa yang secara tradisional dianggap sebagai mata pelajaran yang lebih menantang.
Dengan dukungan inisiatif seperti Cambridge Upper Secondary Science Competition dan Everyday Science, guru dapat membantu siswa mempersiapkan diri untuk peluang karier yang akan dibawa oleh Industri 4.0.