Topcareer.id – Kabar PHK terbaru, Microsoft melakukan pemangkasan terhadap 1.900 karyawan di unit Microsoft Gaming atau sekitar 9% dari jumlah karyawan. Hal itu demi menyelaraskan strategi dan rencana pelaksanaan dengan struktur biaya.
CEO Microsoft Gaming Phil Spencer mengatakan bahwa PHK adalah bagian dari rencana eksekusi yang lebih besar yang akan mengurangi “area yang tumpang tindih,” sekitar tiga bulan setelah Microsoft menyelesaikan akuisisi Activision Blizzard.
“Sebagai bagian dari proses ini, kami telah mengambil keputusan yang menyakitkan untuk mengurangi jumlah tenaga kerja gaming kami sebanyak 1.900 peran dari 22.000 orang di tim kami. Saya dan Tim Kepemimpinan Gaming berkomitmen untuk menjalani proses ini secermat mungkin,” tulis memo Phil kepada karyawan, dikutip dari CNBC.
“Orang-orang yang terkena dampak langsung dari pengurangan ini semuanya berperan penting dalam kesuksesan tim Activision Blizzard, ZeniMax, dan Xbox, dan mereka patut bangga dengan semua yang telah mereka capai di sini.”
Mantan Presiden Blizzard Mike Ybarra mengatakan pada Kamis (25/1/2024) di platform media sosial X, sebelumnya Twitter, bahwa dia akan meninggalkan Microsoft dan Blizzard.
Baca juga: TikTok Ikutan PHK Massal Puluhan Pekerja
Salah satu pendiri Blizzard, Allen Adham, yang merupakan kepala desain unit tersebut, akan hengkang, dan Blizzard akan berhenti mengembangkan game survival baru, kata Matt Booty, kepala studio game Microsoft, dalam sebuah memo.
Spencer mengatakan Microsoft akan memberikan “dukungan penuh” termasuk pesangon tergantung lokasi pada seluruh karyawan.
Activision Blizzard adalah penerbit dan pengembang beberapa waralaba game besar, termasuk Call of Duty dan Diablo. Anak perusahaan game selulernya, King, adalah pengembang di balik Candy Crush Saga.
Perusahaan-perusahaan teknologi telah melakukan pemangkasan besar-besaran hanya dalam beberapa minggu setelah tahun 2024, yang sebagian besar tidak terkait dengan merger dan akuisisi.
PHK tersebut, yang terjadi di berbagai perusahaan mulai dari Riot Games milik Tencent, TikTok, hingga Discord, terjadi setelah tahun 2023 yang suram di mana lebih dari 100.000 pekerja teknologi diberhentikan.
