TopCareerID

3 Cerita yang Disarankan Saat Wawancara Kerja

Ilustrasi wawancara kerja-job interview.

Ilustrasi wawancara kerja-job interview. (foto: Dimas/Topcareer)

TopCareer.id – Dalam sebuah wawancara kerja, seringkali pelamar akan diminta untuk menceritakan dirinya di depan pewawancara.

Mantan HRD Google Nolan Church pun mengungkapkan, ada beberapa hal yang sebenarnya ingin didengar oleh pewawancara atau pemberi kerja saat wawancara kerja.

CEO perusahaan data gaji FairComp ini pun mengungkapkan tiga hal yang ingin didengar oleh pemberi kerja dari pelamar, dalam sebuah wawancara kerja.

Baca Juga: Tips Bikin CV Menarik Perhatian HR Versi HireHub

Kesalahan yang pernah diperbuat dan apa yang dipelajari

Dilansir CNBC Make It, Church mengungkapkan salah satu jenis yang direkomendasikan untuk diungkap ke pewawancara adalah saat Anda melakukan sesuatu dengan buruk, termasuk apa yang terjadi dan apa yang dipelajari.

“Orang-orang sangat takut untuk membicarakan ketidaksempurnaan atau kekurangan mereka selama wawancara,” katanya, dikutip Rabu (17/7/2024). “Dan menurut saya itu adalah sebuah kekuatan.”

Ia mengatakan, dirinya tidak berharap orang yang dipekerjakan adalah orang yang sempurna, karena dia tahu tidak ada manusia yang sempurna.

Namun yang dia sorot adalah mempekerjakan orang yang akan mengambil pelajaran saat mereka melakukan kesalahan dan mencari cara untuk jadi lebih baik di masa depan.

“Saya ingin orang-orang yang berefleksi,” katanya. “Saya ingin orang-orang berkembang seiring berjalannya waktu, yang memiliki pola pikir berkembang.”

Baca Juga: HRD Bosan Lihat Resume Yang Klise, Ini 3 Cara Menghindarinya

Melawan ego dan mental yang tangkas

Jenis cerita lain yang disarankan Church adalah saat Anda harus melawan naluri Anda sendiri.

“Datanglah dengan sebuah cerita tentang saat Anda sangat ingin melakukan sesuatu dengan satu cara dan Anda berubah pikiran dan melakukannya dengan cara lain,” ujarnya.

Sebagai contoh, mungkin Anda ingin mencoba alur kerja baru tetapi tim Anda berpikir alur kerja lain akan lebih efektif, jadi Anda setuju mencobanya.

Ia menjelaskan, ego seseorang punya peran dalam tempat kerja. Namun dalam lingkungan ini, mendapatkan jawaban yang benar adalah hal yang penting bagi bisnis, baik itu arah yang ingin Anda tuju atau tidak.

Anda pun harus bersedia mengesampingkan ego dan ide Anda, serta berjalan bersama tim untuk melakukannya.

“Ketika Anda dapat menunjukkan tingkat ketangkasan mental seperti itu,” katanya, “maka para pemberi kerja akan menyukainya.”

Baca Juga: 5 Tanda Lowongan Kerja Abal-Abal

Eksperimen

Menurut Church, bercerita tentang bagaimana Anda “menjalankan eksperimen untuk memvalidasi hipotesis” bisa sangat mengesankan.

Seringkali bisnis tidak serta merta menguji ide mereka sebelum meluncurkan produknya ke dunia. “Kita cenderung hanya ingin mengunci diri di dalam gua dan keluar dengan big bang,” katanya.

Tanpa mengumpulkan data mengenai minat terhadap produk atau cara kerjanya, sulit mengetahui apakah big bang tersebut benar-benar akan berhasil. Eksperimenlah yang dapat membantu mengarahkan perusahaan ke arah yang benar.

“Eksperimen memberi Anda probabilitas lebih tinggi dan mengurangi risiko hasil buruk,” kata Church.

Ia pun merekomendasikan pelamar menceritakan bagaimana Anda menerapkan eksperimen dalam pekerjaan Anda, serta bagaimana ini akan diterapkan dalam posisi yang sedang dilamar sekarang.

Jika Anda dapat membuktikan bahwa Anda sudah berpikiran seperti itu saat wawancara kerja, hal ini dapat menempatkan Anda di depan kandidat lainnya.

Exit mobile version