TopCareerID

Indonesia Wajib Waspada Gempa Megathrust

Ilustrasi gempa bumi-earthquake.

Ilustrasi gempa bumi (Pexels)

TopCareer.id – Indonesia diimbau waspada dengan gempa megathrust seperti yang terjadi di Jepang pada 8 Agustus 2024 lalu. Hal ini seperti disebutkan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.

“Kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai saat ini sama persis yang dirasakan dan dialami oleh ilmuwan Indonesia, khususnya terhadap ‘Seismic Gap‘ Megathrust selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Suberut (M8,9),” kata Daryono.

“Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata ‘tinggal menunggu waktu’ karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” imbuhnya.

Mengutip keterangannya, ditulis Rabu (14/8/2024), Daryono menjelaskan, sumber gempa megathrust M7,1 Nankai sendiri terletak di sebelah timur lepas pantai Pulau Kyushu, Shikoku dan Kinki di Jepang Selatan.

Baca Juga: Terkena Gempa saat di Gedung Tinggi? Segera Lakukan Ini

Megathrust Nankai adalah salah satu zona “seismic gap” atau zona sumber gempa potensial tetapi belum terjadi gempa besar dalam masa puluhan hingga ratusan tahun terakhir. Zona tersebut diduga saat ini sedang mengalami proses akumulasi medan tegangan atau stres kerak bumi.

Daryono menyebut, catatan sejarah gempa menunjukkan bahwa Megathrust Nankai telah membangkitkan beberapa kali gempa dahsyat, yang hampir memicu tsunami.

“Sistem Megathrust Nankai memang sangat aktif. Berdasarkan data sejarah gempa tersebut di atas dapat dikatakan bahwa zona sumber gempa ini dapat memicu gempa dahsyat yang bermagnitudo M8,0 hingga lebih di setiap satu atau dua abad,” kata Daryono.

Ia melanjutkan, hal ini juga harus diwaspadai karena tsunami besar di Jepang bisa menjalar sampai wilayah Indonesia.

Selanjutnya: Langkah antisipasi dan mitigasi BMKG

Namun, kata Daryono, apa yang terjadi di jepang dapat dipantau secara realtime dan dianalisis dengan cepat, termasuk memodelkan tsunami yang bakal terjadi dan dampaknya menggunakan system InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System).

Daryono menegaskan, BMKG akan segera menyebarluaskan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami di seluruh Indonesia, khususnya wilayah bagian utara.

Sebagai langkah antisipasi dan mitigasi, BMKG juga sudah menyiapkan sistem monitoring, prosesing, dan diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang semakin cepat dan akurat.

Ia menyebut, BMKG selama ini memberikan edukasi, pelatihan mitigasi, drill, evakuasi, berbasis pemodelan tsunami kepada pemerintah daerah, stakeholder, masyarakat, pelaku usaha pariwisata pantai, industri pantai dan infrastruktur kritis.

“Harapan kita, semoga upaya kita dalam memitigasi bencana gempa bumi dan tsunammi dapat berhasil dengan dapat menekan sekecil mungkin risiko dampak bencana yang mungkin terjadi, bahkan hingga dapat menciptakan zero victim,” pungkas Daryono.

Exit mobile version