TopCareer.id – Kesulitan finansial mengintai kalangan anak muda Gen-Z dan Milenial akibat tren “doom spending” yang ramai di media sosial.
Menurut Psychology Today, doom spending adalah saat orang menghabiskan uang tanpa berpikir demi menenangkan diri, karena merasa pesimistis mengenai masa depan ekonomi.
Seseorang mungkin akan merasa tak ada gunanya menabung, karena mereka merasa tidak akan mencapai tujuan keuangannya, dan mungkin lebih baik hidup di masa sekarang.
Tren ini memang memberikan kepuasan sesaat. Namun seringkali, doom spending membuat orang-orang terlilit utang, tak punya tabungan, hingga tak bisa memiliki dana pensiun.
Baca Juga: FOMO dan YOLO Bikin Gen-Z dan Milenial Rentan Terjebak Pinjol
Menurut Credit Karma, mengutip Euronews, Gen-Z dan Milenial jadi kelompok yang lebih cenderung melakukan doom spending, dengan 43 persen milenial dan 35 persen Gen-Z mengakuinya.
Ylva Baeckström, pengajar senior di King’s Business School dan mantan bankir mengatakan kepada CNBC Make It, praktik ini tidak sehat dan dapat berakibat fatal.
Hal ini terjadi karena anak muda terus-menerus terkoneksi secara daring dan merasa selalu menerima “berita buruk.”
“Hal ini membuat mereka merasa seperti kiamat,” ujarnya, dikutip dari CNBC, Jumat (27/9/2024).
Baeckström menambahkan, anak muda kemudian menerjemahkan perasaan ini menjadi kebiasaan belanja yang buruk.
Menurut CNBC International Your Money Financial Security Survey, hanya 36,5 persen orang dewasa di dunia yang merasa lebih baik secara finansial daripada orangtua mereka.
Sementara, 42,8 persen responden merasa mereka lebih buruk ketimbang orangtuanya. Survei yang dilakukan Survey Monkey ini bertanya pada 4.342 orang dewasa di seluruh dunia.
Baca Juga: Begini Cara Menangani dan Berkomunikasi dengan Gen Z
“Generasi yang tumbuh sekarang adalah generasi pertama yang akan lebih miskin daripada orang tua mereka untuk waktu yang sangat lama,” kata Baeckström.
“Ada perasaan bahwa Anda mungkin tidak akan pernah bisa mencapai apa yang dicapai orang tua Anda.”
Akibatnya, pengeluaran yang sia-sia menciptakan ilusi kendali di dunia yang terasa tidak terkendali. “Namun yang sebenarnya terjadi adalah hal itu membuat Anda kurang memiliki kendali untuk masa depan,” kata Baeckström.
Padahal menurutnya, jika seseorang menyimpan uangnya dan menginvestasikan, atau berbagai hal semacamnya, masa depannya akan lebih terbantu.
Baca Juga: Gen Z Lebih Peduli Uang dan Karier daripada Nikah?
Untuk mengatasi pengeluaran yang tidak sehat, Baeckstrom menekankan pentingnya memahami keterkaitan Anda dengan uang.
Ia mengatakan, hubungan dengan uang seperti hubungan dengan orang lain: dimulai sejak masa kanak-kanak dan memperlihatkan orang-orang membentuk berbagai jenis keterikatan.
“Jika Anda merasa memiliki keterikatan yang aman dengan uang, Anda dapat membuat penilaian yang baik terhadap sesuatu,” ujarnya.
“Anda mengumpulkan pengetahuan dan Anda dapat mengevaluasinya … Namun jika Anda tidak aman, atau jika Anda menghindar, Anda cenderung tergoda melakukan perilaku belanja tidak sehat ini.”