Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 14, 2024
idtopcareer@gmail.com
LifestyleTren

Jaga Kesehatan Mental, Ini Tips Wujudkan Work-Life Balance Buat Pekerja

Ilustrasi pekerjaan yang cocok untuk interovert. (Pexels)Ilustrasi kesehatan jiwa pekerja. (Pexels)

TopCareer.id – Menjaga kesehatan mental bagi seorang pekerja, dapat dilakukan dengan menjaga keseimbangan antara pekerjaan atau kinerja dengan kehidupan pribadi (work-life balance).

Psikolog klinis Fifi Pramudika mengungkapkan, ada beberapa upaya individu yang bisa dilakukan pekerja demi menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, yang berguna bagi kesehatan mental.

  • Merawat diri

Pertama adalah melakukan self-care atau rawat diri. Dalam temu media beberapa waktu lalu, Fifi mengatakan manusia punya komponen berupa mind, body, and soul.

“Kita fokus untuk merawat itu. Cukupkan gizi, makanan cukup, istirahat cukup, kita juga lakukan olahraga, hobi yang kita suka,” kata Fifi, seperti mengutip YouTube Kementerian Kesehatan RI.

Dalam sesi konselingnya, dia banyak menemukan orang-orang terjebak dalam rutinitas yang konstan setiap hari tanpa memiliki hobi.

“Itu kadang jadi intervensi juga untuk bisa mencari apa sih yang kita sukai, apa yang kita senangi dalam hidup ini untuk melepas ketegangan,” kata Fifi, ditulis Kamis (10/10/2024).

Menurutnya, perasaan tegang kerap terjadi dalam pekerjaan. Sehingga, diperlukan upaya-upaya merawat diri untuk melepaskan itu.

Baca Juga: Studi: Banyak Perusahaan Tak Miliki Target untuk Kesehatan Mental Karyawan

  • Menentukan skala prioritas

Langkah berikutnya adalah menentukan skala prioritas berdasarkan urgensi dan tingkat kepentingannya.

“Ada hal-hal yang perlu kita lakukan sekarang untuk yang sifatnya mendesak dan sangat penting, kemudian juga kalau mendesak tapi tidak penting mungkin bisa didelegasikan,” kata Fifi.

“Atau kalau ini penting tapi tidak mendesak bisa dijadwalkan kemudian, kalau tidak penting dan tidak mendesak ya sudah tidak usah dikerjakan.”

Fifi mengatakan, terkadang dalam hidup ada momen pekerjaan harus jadi prioritas, namun ada saatnya keluarga yang perlu diprioritaskan, misalnya saat anak atau orang tua sakit.

“Dalam kondisi-kondisi seperti itu kita sebagai manusia kan melihat ini mana yang perlu kita prioritaskan lebih dulu. Di situlah pentingnya kita punya skala prioritas,” kata Fifi.

“Supaya kita bisa tetap seimbang antara kehidupan personal kita dan juga pekerjaan.”

  • Mencari dukungan sosial

Pekerja juga perlu mencari dukungan sosial. Pertimbangkan untuk mencari teman atau rekan, sehingga tidak sendiri dalam menghadapi tantangan-tantangan pekerjaan.

Baca Juga: World Mental Health Day 2024 Soroti Isu Kesehatan Mental di Tempat Kerja

  • Menerapkan batasan yang sehat

Fifi menyarankan pekerja untuk menetapkan batasan kerja, sebagai contoh, tetapkan seberapa lama Anda ingin bekerja.

“Kadang kan sudah ada di kontrak kerja, jam kerja kita berapa lama, di luar jam kerja kita boleh set boundaries, tidak melakukan pekerjaan di luar jam kerja,” kata Fifi.

Dia tidak menampik pada akhirnya akan ada hal-hal yang bisa dikompromikan, meski begitu ini bisa dilakukan apabila sifatnya benar-benar mendesak.

“Di luar hal-hal itu boleh set boundaries untuk tidak melayani percakapan yang berkaitan dengan pekerjaan di luar jam kerja,” kata Fifi.

Termasuk juga pada saat weekend, fokuslah untuk merawat diri dan recharging, agar siap untuk beraktivitas lagi di hari Senin.

“Atau strategi lainnya memisahkan antara ponsel untuk bekerja dan juga ponsel untuk personal, untuk keluarga. Itu juga setting healthy boundaries,” kata Fifi.

“Pada akhirnya kita mengendalikan apa yang bisa kita kendalikan supaya bisa menyeimbangkan antara kehidupan, kinerja dan juga kehidupan profesional,” pungkasnya.

Leave a Reply