Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

System Administrator, Peran yang Jarang Disorot di Balik Jalannya AI

Ilustrasi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. (Pexels)Ilustrasi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. (Pexels)

TopCareer.id – Kecerdasan buatan atau Akal Imitasi (AI) tetap membutuhkan peran manusia dalam menjalankannya, mereka adalah para system administrator.

System Administrator atau SysAdmin profesional IT yang bertanggung jawab untuk mengelola, memelihara, dan memastikan operasional sistem komputer, server, dan jaringan dalam organisasi berjalan lancar dan aman

Menurut Matthew Hardman, Chief Technology Officer, APAC, Hitachi Vantara, AI saat ini memang jadi yang paling sering disorot.

“Namun orang-orang yang menjalankannya, para system administrator, jarang sekali mendapat pengakuan,” kata Hardman, dikutip dari siaran pers, Senin (28/7/2025).

Hardman menjelaskan bahwa saat ini, berbagai organisasi di seluruh Asia telah beralih dari proyek percontohan, ke penerapan AI berskala penuh.

Baca Juga: Lonjakan Adopsi AI Generatif Tantang Keamanan Siber Perusahaan

Meski begitu, banyak dari mereka yang masih menghadapi berbagai hambatan mulai dari data yang tidak terstruktur, tidak lengkap, atau tidak tersedia saat dibutuhkan.

Berdasarkan riset terbaru Hitachi Vantara, 42 persen organisasi di Asia kini menganggap AI sebagai hal yang krusial bagi operasional mereka.

Namun, model AI hanya menghasilkan hasil yang akurat 32 persen dari waktu yang ada. Hanya 30 persen data yang terstruktur. Infrastruktur memang tidak gagal, tetapi sedang berada di bawah tekanan.

Hardman pun menekankan bahwa di sini, peran system administrator sangat penting.

“Mereka yang menjaga semuanya tetap berjalan, mengelola volume data yang terus tumbuh, memastikan sistem tetap aman, dan membantu bisnis tetap online serta tangguh,” kata Hardman.

Baca Juga: Belajar di Era AI, Siapkah Generasi Muda Bersaing Dengan Mesin?

Menurutnya, para system administrator inilah yang secara diam-diam membangun fondasi agar AI bisa berhasil. “Dalam hiruk-pikuk menuju otomatisasi, mudah sekali melupakan upaya manusia di balik transformasi digital,” kata Hardman.

Ia menegaskan, system administrator-lah yang membuat AI benar-benar bisa bekerja di dunia nyata, di mana data sering berantakan, selalu ada risiko, dan gangguan operasional bukan pilihan.

“Nama mereka mungkin tidak muncul di presentasi direksi atau laporan keuangan perusahaan,” Hardman mengungkapkan.

“Namun di balik setiap kisah sukses AI di Asia, ada seorang system administrator yang membuatnya menjadi kenyataan,” pungkasnya.

Leave a Reply