Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Edukasi

Ada Mikroplastik dalam Air Hujan Jakarta, Ini Penjelasan Kemenkes

Ilustrasi musim hujan. (Gambar dibuat dengan AI ChatGPT)

TopCareer.id – Beberapa waktu lalu, heboh soal kabar air hujan di wilayah Jakarta mengandung mikroplastik.

Menurut penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), partikel plastik berukuran sangat kecil tersebut terbawa angin dan turun bersama air hujan di Jakarta.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan, mikroplastik adalah partikel plastik berukuran kurang dari 5 milimeter hingga satu mikrometer.

Karena ukurannya yang sangat kecil dan sulit terurai, partikel ini bisa bertahan lama di lingkungan serta berpindah dari udara ke tanah, hingga ke air.

Ada dua jenis mikroplastik. Pertama, mikroplastik primer, yakni partikel yang sejak awal berukuran kecil seperti microbeads dalam produk kosmetik dan pembersih.

Kedua, mikroplastik sekunder yang berasal dari pecahan plastik berukuran besar seperti kantong plastik, botol minum, atau jaring nelayan.

Baca Juga: Bukan Cuma Pembangunan, Masa Depan Jakarta Juga Tergantung Tata Kota

Meski begitu, Kemenkes menyebut bahwa keberadaan mikroplastik di air hujan bukan berarti air hujan berbahaya langsung untuk kesehatan.

“Fenomena ini perlu diwaspadai, bukan ditakuti. Ini sinyal bahwa partikel plastik sudah tersebar sangat luas di sekitar kita,” kata Aji Muhawarman, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, mengutip keterangan tertulis.

Ia menjelaskan, menurut berbagai penelitian, manusia bisa terpapar mikroplastik lewat dua jalur utama.

Pertama lewat makanan dan minuman (seperti garam, seafood, dan air minum dalam kemasan), kedua melalui udara karena serat sintetis dari pakaian atau debu perkotaan dapat terhirup.

Beberapa studi menyebut bahwa paparan jangka panjang mikroplastik dalam jumlah besar bisa berpotensi memicu peradangan jaringan tubuh.

Bahan kimia seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates yang menempel di mikroplastik juga dapat mengganggu sistem hormon, reproduksi, dan perkembangan janin.

Baca Juga: BMKG: Musim Hujan 2025/2026 Datang Lebih Awal

Meski begitu, Aji mengatakan, para ahli juga menegaskan sampai sekarang belum ada bukti ilmiah kuat yang menunjukkan mikroplastik secara langsung menyebabkan penyakit tertentu.

Tingkat paparannya pada populasi umum masih rendah dan terus menjadi fokus penelitian.

Namun untuk pencegahan, Aji meminta masyarakat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menjaga kebersihan rumah, serta tidak membakar sampah plastik.

“Gunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama saat udara kering atau setelah hujan. Ini bukan karena air hujannya, tapi untuk mengurangi paparan debu dan polusi yang mungkin mengandung mikroplastik.”

Masyarakat juga disarankan membawa botol minum isi ulang, memakai tas belanja non-plastik, serta ikut memilah sampah.

Menurut Aji, ini adalah langkah kecil yang penting untuk menekan jumlah plastik di lingkungan, serta mencegah terbentuknya lebih banyak mikroplastik di masa depan.

Leave a Reply