TopCareer.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan Koridor 1 Transjakarta (TJ) rute Blok M-Kota akan tetap beroperasi.
“Kami sampaikan, tidak ada penutupan Koridor 1,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo pada Kamis (16/1/2025), dikutip dari situs resmi Pemprov DKJ.
Ia mengatakan, rute tersebut akan tetap beroperasi meski bersinggungan dengan jalur MRT yang sedang dalam tahap pembangunan.
Menurut Syafrin, penyesuaian rute TJ Blok M-Kota sudah didasari kajian komprehensif dari berbagai studi transportasi.
“Kajian paralel tetap dilakukan, seiring pembangunan MRT Fase 2A yang ditargetkan beroperasi hingga Monas pada 2027 dan ke Kota pada 2029,” kata Syafrin.
Baca Juga: Nama Telkomsel Kini Terpampang di Halte Transjakarta Widya Chandra
Sebelumnya, sempat ramai wacana penghapusan rute Transjakarta Blok M-Kota, karena trayek tersebut akan bersinggungan dengan jalur MRT Lebak Bulus-Kota.
Menurut pengamat, wacana penghapusan rute bus tersebut saat MRT tahap 2 yang diperkirakan rampung pada 2027 dinilai tidak tepat.
Ketua Institut Studi Transportasi Ki Darmaningtyas mengatakan wacana ini dibuat tanpa mengetahui kondisi lapangan, termasuk situasi pengguna MRT dan TJ.
“Ini jelas langkah yang tidak tepat, untuk tidak menyebut konyol,” kata Darmaningtyas, dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (23/12/2024).
“Kadishub dipastikan tidak tahu kondisi lapangan, termasuk kondisi pelanggan MRT dan Transjakarta (TJ),” imbuhnya.
Baca Juga: Wacana Penghapusan Transjakarta Blok M-Kota Dinilai Tak Tepat
Kala itu, Darmaningtyas mengatakan salah satu penyebab rute tersebut tak bisa digantikan MRT adalah dari aspek sosial ekonomi.
Darmaningtyas mengatakan pelanggan MRT memiliki kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi. Ia mencontohkan, lebih mudah menemukan pengguna TJ yang menenteng tas kresek atau kardus ketimbang di MRT.
“Begitu mereka dipaksa pindah ke MRT karena layanan TJ Koridor 1 dihapuskan, maka mereka akan pindah ke sepeda motor, dan ini jelas suatu kekonyolan yang tidak terampuni,” kata Darmaningtyas.
Dari segi tarif pun berbeda jauh. MRT lebih mahal karena berdasarkan jarak tempuh. Alasan lain, kata Darmaningtyas, adalah pola perjalanan pengguna TJ yang berbeda dengan pelanggan MRT.