TopCareer.id – Job hugging belakangan jadi fenomena di kalangan pekerja, di tengah sulitnya cari kerja baru hingga PHK, serta gejolak ekonomi yang melanda Indonesia dan dunia.
Job hugging sendiri merupakan kecenderungan untuk tetap bertahan dalam pekerjaan yang dijalaninya, sekalipun sudah tidak memiliki motivasi untuk melakukannya.
Pengamat ketenagakerjaan Tadjuddin Noer Effendi mengatakan, fenomena ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru, bahkan sudah ada sejak dulu.
Menurut Guru Besar Fisipol UGM ini, situasi pasar kerja yang cukup sulit jadi salah satu faktor masyarakat cenderung bertahan pada pekerjaannya.
“Mencari pekerjaan baru memiliki resiko yang tinggi, maka mereka cenderung memilih bertahan,” kata Tadjuddin, mengutip laman resmi UGM, Sabtu (20/9/2025).
Baca Juga: Job Hugging, Kala Pekerja Ogah Resign Karena Takut Susah Dapat Kerja Baru
Faktor lainnya yang membuat seseorang melakukan job hugging adalah keamanan finansial dan stabilitas, meski situasi kerja tak sesuai dengan harapan.
“Lebih baik bertahan dengan pekerjaan yang ada saat ini daripada mengambil keputusan yang cukup beresiko dan belum pasti untuk ke depannya,” Tadjuddin menjelaskan.
Ia mengatakan, kondisi pasar kerja dalam lima tahun belakangan tidaklah menentu. Berbagai masalah yang melanda seperti tingginya tingkat pengangguran, daya beli rendah, dan melambatnya laju ekonomi.
Permasalahan ini juga memiliki berefek domino terhadap serapan tenaga kerja baru, terutama untuk fresh graduate.
Baca Juga: Pakar Ungkap Alasan Cari Kerja di Indonesia Makin Sulit
“Nah, inilah yang menyebabkan tingginya angka pengangguran. Saat ini mencapai 7,4 persen dan tertinggi di Asia Tenggara. Mayoritas dari pengangguran adalah usia pencari kerja antara usia 15 – 24 tahun,” kata Tadjuddin.
Pada akhirnya, banyak orang yang memilih untuk mengambil pekerjaan sampingan, sembari melakukan pekerjaan utamanya.
Hal itu dilakukan ketimbang harus mengambil risiko dengan melepaskan pekerjaan lama, demi mencari pekerjaan baru yang belum pasti.
“Masyarakat lebih memilih untuk menambah pemasukan dari pekerjaan sampingan seperti freelance atau bisnis kecil-kecilan,” pungkas Tadjuddin.