Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Sunday, November 24, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Pembangunan Stadion Manahan Solo Rampung 96 Persen

TOPCAREER.ID – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Stadion Manahan di Kota Solo, Jawa Tengah. Pembangunan yang dimulai bulan Agustus 2018 lalu, kini progresnya sudah mencapai 96%.

“Kami targetkan bisa rampung sesuai jadwal yakni bulan September 2019,” jelas Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu. Dalam pembangunannya, Menteri Basuki menugaskan Ditjen Cipta Karya untuk terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Solo.

Stadion Manahan memiliki kapasitas 20.000 penonton menggunakan kursi tunggal (single seat) yang dibangun agar dapat menjadi venue event olahraga skala nasional dan internasional. Biaya konstruksinya sebesar Rp 301,33 miliar dikerjakan oleh kontraktor PT Adhi Karya dan PT Penta Rekayasa (Kerjasama Operasi (KSO)

Stadion Manahan Solo. Foto : Dok. Kemen PUPR

Pembangunan tribun penonton juga akan dihiasi motif batik Kawung sebagai ciri khas budaya Solo. Keunggulan lain yang akan dimiliki Stadion Manahan adalah kualitas rumput. Lapangan di Stadion Manahan ditanami rumput berjenis Zoysia Japonica, sama dengan yang digunakan di Stadion Gelora Bung Karno yang memiliki keunggulan lebih hijau dan berakar kuat. Selain itu stadion didukung drainase lapangan yang baik agar meskipun hujan, tidak terjadi genangan pada saat pertandingan.

Stadion ini juga memiliki atap yang mengelilingi bangunan atas, yang membuat penonton aman dari hujan maupun cuaca panas. Untuk pencahayaan akan menggunakan kualitas penerangan hingga 1.500 lux.

Stadion Manahan juga dilengkapi dengan papan skor elektronik dengan ukuran besar. Kemudian di ruang ganti pemain dilengkapi kolam berendam air panas untuk masing-masing tim. Diharapkan pembangunan Stadion Manahan yang baru akan menjadi icon baru Kota Solo serta ikut meningkatkan prestasi olahraga di Solo khususnya dan Indonesia pada umumnya.

the authorRetno Wulandari

Leave a Reply