Topcareer.id – Badan amal internasional Oxfam menilai bahwa kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin lebar. Bayangkan saja, 2.153 miliarder dunia punya lebih banyak kekayaan dibanding harta gabungan 4,6 miliar orang di dunia.
Laporan Oxfam itu muncul ketika para delegasi berkumpul di Davos, Swiss, untuk konferensi tahunan Forum Ekonomi Dunia. Oxfam meminta pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan kekayaan.
“Jika diibaratkan semua orang duduk di atas harta mereka menumpuk dalam tagihan USD100, sebagian besar umat manusia akan duduk di lantai,” kata penulis laporan dalam laman CNBC.
Baca juga: Hobi Orang Terkaya di Dunia, Memasak hingga Bermain Ukulele (Bagian 1) dan Hobi Orang Terkaya di Dunia, Memasak hingga Bermain Ukulele (Bagian 2)
“Orang kelas menengah di negara kaya akan duduk di puncak kursi. Dua pria terkaya di dunia akan duduk di luar angkasa.”
Pendiri Amazon Jeff Bezos saat ini adalah orang terkaya di dunia, menurut Forbes, dengan kekayaan bersih sekitar USD116,4 miliar. Orang terkaya kedua di planet ini adalah Bernard Arnault, seorang miliarder Perancis yang memiliki kelompok barang mewah LVMH dan memiliki kekayaan bersih USD116 miliar.
Pajak orang kaya
Fakta selanjutnya menurut laporan Oxfam adalah, seseorang yang menabung USD10.000 (Rp140 juta) sehari sejak pembangunan piramida Mesir, maka kekayaannya masih seperlima dari rata-rata lima miliarder terkaya di dunia.
Oxfam mendesak para pembuat kebijakan untuk meningkatkan pajak pada orang terkaya di dunia sebesar 0,5% selama dekade berikutnya dalam upaya untuk mengurangi ketidaksetaraan kekayaan. Peningkatan 0,5% dalam pajak orang kaya akan menghasilkan dana yang cukup untuk menciptakan 117 juta pekerjaan di sektor-sektor seperti pendidikan dan kesehatan, menurut para peneliti.
Baca juga: Ingin Kaya? Yuk, Praktikkan Hal Ini di 2020
Saran lain yang dibuat oleh Oxfam untuk membantu mengurangi ketidaksetaraan termasuk berinvestasi dalam sistem perawatan nasional, menantang seksisme, memperkenalkan undang-undang untuk melindungi hak penjaga, dan mengakhiri kekayaan ekstrem.
“Kekayaan ekstrem adalah tanda sistem ekonomi yang gagal. Pemerintah harus mengambil langkah-langkah secara radikal mengurangi kesenjangan antara orang kaya dan masyarakat lainnya dan memprioritaskan kesejahteraan semua warga negara atas pertumbuhan dan keuntungan yang tidak berkelanjutan,” kata laporan itu. *
Editor: Ade Irwansyah