Topcareer.id – Di masa pandemi atau bahkan setelahnya, perusahaan akan lebih banyak menerapkan remote working atau bekerja dari jauh. Pun dalam rekrutmen. Dalam proses interview virtual misalnya, HRD perlu mengenali mana kualitas kandidat yang baik bagi perusahaan, mana yang buruk, untuk masa kerja remote working.
Tipe kualitas kandidat yang penting bagi perusahaan di zaman remote working, yakni sifat optimis, sementara yang perlu dihindari adalah kandidat dengan kualitas “people pleasure.” Kadang keduanya tampak mirip, bahkan sulit dibedakan. Berikut alasannya, seperti dalam laman Inc.
1. Mengapa harus mencari kandidat dengan sifat optimis?
Kualitas nomor satu yang paling dicari oleh para ahli pada karyawan remote working adalah motivasi diri. Terjebak di rumah sendirian, mereka perlu “tiba di tempat kerja” setiap pagi dengan keyakinan bahwa apa yang akan mereka lakukan hari itu penting dan bahwa mereka dapat melakukannya dengan sukses. Itu membutuhkan optimisme, menurut Sara Sutton, pendiri situs pencarian kerja jarak jauh FlexJobs.
Baca juga: Ahli Nutrisi Sarankan 6 Makanan Ini Bagi yang Kerja dari Rumah
Jika kamu mengevaluasi seseorang yang bekerja untukmu, atau seseorang yang kamu kenal, kamu mungkin sudah tahu apakah orang itu optimis atau tidak. Tetapi bagaimana jika baru saja bertemu melalui telepon atau konferensi video, untuk pertama kalinya? Sutton merekomendasikan untuk bertanya secara langsung apakah seorang kandidat adalah seorang yang optimis; kamu mungkin mendapatkan jawaban yang jujur atau setidaknya berguna.
Ketika berdiskusi soal pengalaman kerja, maka akan terlihat apakah kandidat memiliki sifat optimis atau tidak. Frasa seperti “Hal semacam itu tidak pernah berhasil” atau “Saya tahu proyek ini sudah hancur sejak awal” dapat memberi petunjuk kepada bahwa kandidat adalah orang yang pesimis. Bandingkan dengan pernyataan yang lebih optimis seperti “Kami memberikan yang terbaik tetapi waktunya tidak tepat. Saya ingin mencobanya lagi suatu hari nanti.”
2. Mengapa harus menghindari kandidat people pleasure?
Menurut Sutton, dalam situasi kerja remote, lebih sulit bagi manajer untuk mengatakan apakah seorang karyawan merasa percaya diri atau peduli. Agar perusahaan berhasil, karyawan remote harus mau dan mampu berbicara ketika mereka berpikir ada sesuatu yang salah.
Masalah kedua, yang tampak samar adalah pekerja remote yang terlalu berniat untuk menyenangkan atasan atau rekan kerja mereka bisa menghabiskan banyak waktu dan energi mental untuk mengkhawatirkan apakah mereka disukai.
Karena situasi kerja jarak jauh tidak memungkinkan untuk percakapan informal, pekerja remote tidak bisa mendapatkan banyak sinyal biasa yang akan memberi tahu mereka mana rekan yang menyukai mereka dan siapa yang tidak.
Baca juga: Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Menerima Tawaran Kerja
Mungkin sulit untuk mengatakan apakah seseorang adalah tipe orang dengan kegemaran ingin membuat senang orang lain atau people pleasure. Sekali lagi, meninjau atau mendiskusikan pengalaman kerja atau proyek sebelumnya mungkin memberi petunjuk. “Saya pikir akan ada masalah tetapi saya tidak suka membuat masalah jadi saya tidak mengambilnya” bisa menandakan bahwa kamu berurusan dengan people pleasure.
Sutton juga merekomendasikan untuk meminta calon pekerja remote berkata jujur jika mereka seorang people pleasure. Seseorang yang hanya menjawab tidak bisa menjadi orang yang sok dan tidak menyenangkan untuk diajak bekerja sama. Jadi, cari respons yang lebih bernuansa, misalnya seseorang yang mengatakan bahwa mereka mencoba bergaul dengan semua orang. *
Editor: Ade Irwansyah