Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Lifestyle

Ini Kaitan Fast Food dan Risiko Serangan Jantung yang Wajib Kamu Tahu

Topcareer.id – Banyak orang masih mengandalkan fast food alias makanan cepat saji untuk asupan harian. Jika kamu termasuk salah satu dari mereka yang hingga saat ini masih mengkonsumsi makanan cepat saji, ada baiknya kamu mengetahui hasil dari penelitian yang dilansir oleh the American Journal of Cardiology berikut ini.

Dengan hanya menikmati masakan cepat saji setidaknya satu kali dalam seminggu mengakibatkan kenaikan lemak dalam darah dan mengalami peningkatan berat badan.

Dengan bertambahnya berat badan, semakin membuka peluang tubuhmu terkena diabetes.

Baca juga: Bawa Bekal Makan ke Kantor Banyak Manfaatnya, Apa Sajakah?

John Spertus, Profesor Universitas Missouri, Kansas, lewat penelitiannya kepada sekitar 3,000 orang menunjukkan semakin sering orang tersebut mengkomsumsi masakan cepat saji akibatnya bagi tubuh adalah peningkatan berat badan dan resiko diabetes.

Kondisi lebih buruk yang terjadi di Amerika sekarang ini adalah banyak dari penderita penyakit jantung tetap kembali untuk mengkonsumsi makanan cepat saji setidaknya satu kali dalam seminggu. Spertus menemukan 503 dari 2,500 pasien serangan jantung yang tersebar di Amerika kembali mengkonsumsi makanan cepat saji.

“Orang-orang tersebut sepertinya lebih suka meningkatkan risiko dan tidak mau menyetujui rekomendasi diet yang dianjurkan oleh the American Heart Association,” ujar Spertus.

The American Heart Association juga menganjurkan agar mengkonsumsi daging tanpa lemak dan sayuran dan juga menghindari makanan berlemak jenuh tinggi dan trans fat, sodium dan kolesterol seperti burger keju dan makanan yang digoreng.

Bukan penyebab langsung, tapi meningkatkan risiko

Dalam penelitian ini Spertus tidak merancang untuk menunjukkan bahwa penyebab penyakit jantung adalah sepenuhnya dari mengkonsumsi makanan cepat saji. Namun, bagaimanapun juga menurut the National Institutes of Health lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan tersebut dapat meningkatkan kolesterol dalam darah meningkat dan meningkatkan kemungkinan dengan permasalahan pada jantung.

Untuk mengatasi kecenderungan kosumsi makanan cepat saji yang masih tinggi, Sue Hensley, juru bicara the National Restaurant Association, membuktikan bahwa sajian makanan cepat saji tidak hanya berisi burger dan kentang goreng.

“Kami akan lebih menawarkan buah-buahan dan sayuran yang sehat di restoran” ujar Hensley. Dan sajian yang dimaksud termasuk salad, biji gandum dan susu rendah lemak.

Seluruh restoran cepat saji di Amerika memuat informasi mengenai kalori, sodium dan asupan gizi lannya. Hal ini sesuai permintaan the Major Health Care Law. Walau sudah ada informasi gizi itu apa konsumen membacanya? Itu pertanyaan lain lagi yang perlu dicari solusinya. *

the authorAde Irwansyah

Leave a Reply