Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Tuesday, March 19, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Ini Hubungan Peraih Nobel Ekonomi 2019 dengan Indonesia

Topcareer.id – Nobel bidang ekonomi tahun 2019 dianugerahkan oleh Komite Nobel Swedia pada tiga ekonom, asal Amerika Serikat, Abhijit Banerjee, Esther Duflo, dan Michael Kremer. Dikatakan, mereka memenangkan hadiah bergengsi tersebut atas kegigihan mereka memerangi kemiskinan. Lalu apa hubungannya dengan Indonesia?

Ketiga penerima Nobel Ekonomi itu akan membagi rata hadiah uang sebesar USD 915.300 atau sekitar Rp 12,9 miliar. Banerjee dan Duflo adalah profesor di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di AS, sementara Kremer adalah seorang profesor di Universitas Harvard. Duflo adalah wanita kedua yang meraih hadiah Nobel ekonomi. Duflo sendiri adalah istri dari Banerjee.

Berbeda dari kebanyakan peneliti yang melihat masalah kemiskinan secara luas, ketiga ekonom ini fokus pada isu-isu yang lebih spesifik seperti edukasi pada masyarakat miskin. Salah satunya adalah bagaimana meningkatkan kinerja sekolah di daerah-daerah miskin.

Baca juga: Nobel Kedokteran 2019 Diraih 3 Ilmuwan Peneliti Oksigen

Nah, Duflo rupanya pernah meneliti tentang penyelenggaraan SD Inpres di Indonesia. Ia menerbitkan studi pada Agustus tahun 2000 dengan judul “Schooling and labor market consequences of school construction in Indonesia: evidence from an unusual policy experiment” (Konsekuensi sekolah dan pasar tenaga kerja dari pembangunan sekolah di Indonesia: bukti dari eksperimen kebijakan yang tidak biasa).

Dikatakannya, Indonesia membangun 61 ribu SD baru antara 1973 hingga 1978. Dalam risetnya, ia menunjukkan bahwa pembangunan SD Inpres menyebabkan peningkatan pendidikan dan pendapatan.

Ekonom dan peneliti senior Christianto Wibisono, Selasa (15/10/2019) menulis dalam sebuah postingan di grup percakapan WhatsApp penelitian Duflo mengguncang dunia ekonomi pembangunan. “Karena dia fokus memakai field experiment yang masif,” tulis Christianto.

SD Inpres merupakan proyek peningkatan kualitas pendidikan dasar di masa rezim Orde Baru Soeharto. SD Inpres terbentuk dengan keluarnya instruksi presiden Nomor 10 tahun 1973 tentang Program Bantuan Pembangunan Gedung SD.

“Kebijakan SD Inpres ini buah tangan dari teknokrat jenius Widjojo Nitisastro–ekonom hebat era tahun 1970 dan 1980-an. Pelajarannya: ternyata riset tentang kebijakan ekonomi tanah air bisa bikin seseorang dapat hadiah Nobel Ekonomi yang prestisius,” kata Christianto. *

Editor: Feby Ferdian

the authorAde Irwansyah

Leave a Reply