Topcareer.id – Natal hampir tiba. Salah satu cara terbaik untuk menyambutnya adalah dengan menonton film-film bertema natal bersama orang-orang tercinta.
Dari sekian film natal yang siap rilis di akhir bulan ini, Last Christmas mungkin adalah salah satu yang paling menarik perhatian. Tema yang diangkat, hingga deretan pemainnya terbilang menjanjikan.
Lihat saja trailernya, siapa yang tidak kesengsem melihat adegan pertemuan Mother of Dragon dari Game of Thrones, Emilia Clarke dengan Henry Golding yang tahun lalu berhasil memesona lewat film Crazy Rich Asian.
Baca juga: Review Jumanji – The Next Level: Membawa Franchise ke Level Berikut
Last Christmas bercerita tentang wanita muda bernama Katarina “Kate” (Emilia Clarke) yang merasa hidupnya berantakan. Ia pergi dari rumah orang tuanya, dan hidup berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah yang lain.
Untuk bertahan hidup, Kate bekerja sebagai pelayan berkostum elf di toko pernak-pernik Natal. Berbagai kecerobohan yang dilakukannya membuat orang-orang di sekitarnya kesal, termasuk sang pemilik toko, Santa (Michelle Yeoh).
Kisah Kate kemudian mulai berubah setelah bertemu dengan pria misterius bernama Tom Webster (Henry Golding). Keduanya saling jatuh cinta, namun dalam cara yang (mungkin) tak pernah kita bayangkan.
Baca juga: (Review Film) 21 Alasan Kenapa Kamu Perlu Nonton 21 Bridges
Dari segi visualisasi, Last Christmas sebenarnya memiliki semua yang dibutuhkan film natal.
Pernak-pernik, salju putih, suasana kekeluargaan, hingga lagu Last Christmas karya duo Pop asal Inggris, Wham!, semuanya bergiliran memanjakan mata dan telinga kita.
Penulis naskahnya juga tidak sembarangan. Emma Thompson pernah diganjar piala oscar kategori Best Adapted Screenplay untuk film Sense and Sensibility (1995).
Di Last Christmas, Emma Thompson dibantu Bryony Kimmings. Ini merupakan debut Kimmings di ranah skenario setelah sebelumnya berkutat di panggung teater.
Baca juga: Review Film Primal: Teror Binatang Buas di Tengah Laut
Dari sederet keunggulan yang dijabarkan di atas, Last Christmas justru tampil berantakan. Beberapa subplot berlebih, serta unsur komedi dan drama yang tumpang tindih membuat inti utama dari film ini jadi kurang tersampaikan dengan baik.
Untungnya, beberapa poin minus itu tertutupi oleh atmosfer natal, setting yang memanjakan mata serta penampilan yang menawan dari dua tokoh utamanya.
Pada akhirnya, Last Christmas adalah tontonan yang manis nan menyenangkan, namun tidak cukup kuat untuk diingat pada perayaan Natal berikutnya.