Topcareer.id – Sukses dalam pekerjaan tak bisa diraih sendiri. Butuh dukungan dan respek orang-orang sekeliling. Hal ini mendasari pentingnya membangun hubungan baik dengan lingkungan kerja.
Penelitian di Universitas Columbia menyimpulkan, keputusan menerima atau menolak serta memecat karyawan tak lepas dari faktor seberapa disukainya seseorang di kantornya.
“Tak cukup hanya dengan mengerjakan pekerjaan dengan baik, kamu harus disukai di mata atasan dan karyawan lain,” kata James Challenger, Presiden Firma Challenger, Gray and Christmas.
Kabar baiknya, menjadi seseorang yang disukai dan populer di tempat kerja adalah sesuatu yang bisa dipelajari. Tim Sanders, penulis The Likeability Factor yang juga menjadi pelatih kepemimpinan di Yahoo! menyimpulkan 4 langkah agar kamu disukai di kantor.
Baca juga: 5 Sikap Tubuh yang Jadi Perhatian Para HRD saat Wawancara
“Pertama, mereka melihat keramahan. Lalu, mereka bertanya kepada diri sendiri apakah kamu cocok untuk mereka. Kemudian, mereka mencari tahu apakah kamu menaruh empati untuk mereka. Terakhir, mereka menyimpulkan apakah sikap kamu itu tulus,” jelas Sanders. Bagaimana cara mengaplikasikannya?
Tunjukkan keramahan
Reputasi kamu di kantor tak hanya dihasilkan kualitas pekerjaan, tetapi juga bagaimana kamu bersikap dan bagaimana orang lain merespons. Belajarlah berkomunikasi dengan mengeluarkan aura kegembiraan, senyum tulus, dan bahasa tubuh yang menyenangkan. Ada orang yang bilang, wajahnya sudah tercipta dengan cetakan judes atau galak.
Padahal perlu diingat, keramahan yang alami tidak hanya dipancarkan wajah, tapi muncul dari dalam hati! Jika hati dan pikiran sudah menciptakan keramahan, wajah dan bahasa tubuh dengan sendirinya melakukan reaksi sama, memancarkan aura menyenangkan.
Cari kesamaan minat
Sikap ramah memberi kesan pertama yang baik, selanjutnya orang akan menilai apakah kamu orang yang bisa diajak berbincang-bincang dalam waktu lama. Adanya kesamaan akan hal-hal tertentu pastinya membuat perbincangan makin seru. Semakin banyak hal yang nyambung dibicarakan, semakin mereka mudah menyukai kamu.
Baca juga: HRD Netflix Punya Pertanyaan Kunci Saat Wawancara, Apakah Itu?
Tunjukan empati
Ketika perbincangan makin panjang dan dalam, tunjukan empati. Hal ini merefleksikan kapabilitas kamu dalam melihat masalah dari sudut pandang orang lain dan memahami perasaan mereka. Saat kamu terhubung dengan perasaan orang lain dan mereka turut merasakan kamu bersama mereka, hal ini otomatis mengirimkan keterkaitan emosi dan membuat orang lain mudah menerima kehadiran kamu. “Pada dasarnya, popularitas muncul jika kamu berhasil menciptakan pengalaman emosional positif dengan orang lain,” tulis Sanders.
Konsisten dan tulus
Kesan pertama penting, tapi mempertahankan kesan pertama yang baik itu kebih penting. Pastikan sikap ramah dan empati kamu bukan hanya untuk menarik perhatian di awal saja. Yang tak kalah penting, ketulusan. Bisa saja kamu bersikap ramah, sering berbagi cerita dan turut merasakan perasaan orang lain, tapi tak tulus melakukannya.
Hati-hati jika cap “palsu” sudah menempel. Alih-alih populer, kamu justru dijauhi. Yang lebih berbahaya, kalau orang lain pun bersikap palsu di depan kamu. Situasi seperti ini tentu tidak memungkinkan terjalinnya hubungan baik. * Diolah dari berbagai sumber