Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Wednesday, April 24, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Misophonia dan Cara Menanganinya

Ilustrasi: cv-library.co.ukIlustrasi: cv-library.co.uk

Topcareer.id – Misophonia adalah gangguan di mana orang-orang memiliki reaksi negatif yang tak normal terhadap suara-suara biasa yang dibuat manusia di sekitarnya, bahkan untuk sekadar suara mengunyah atau bernapas.

Hal lumrah bagi orang-orang untuk sesekali terganggu oleh beberapa suara dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi bagi orang-orang dengan misophonia, hal itu bisa memicu kemarahan dan bahkan kekerasan fisik.

Reaksi fisik dan emosional terhadap suara normal sehari-hari ini mirip dengan respons “lawan atau lari” sehingga bisa menimbulkan perasaan cemas, panik, serta marah.

Dikutip dari medicalnewstoday.com, Selasa (14/01/2020), misophonia adalah gangguan kesehatan yang baru diidentifikasi dan pilihan pengobatannya masih terbatas.

Istilah misophonia bisa berarti “kebencian terhadap suara,” tetapi tidak semua suara merupakan masalah.

Baca juga: Dentophobia, dan Cara Mengatasinya

Pemicu umum misophonia

  • Suara orang mengunyah makanan
  • Suara napas keras atau suara hidung
  • Suara jari atau tangan
  • Suara dari tindakan berulang seperti mengguncangkan kaki saat duduk

Baik pria maupun wanita dapat terkena misophonia pada usia berapa pun, biasanya mulai menunjukkan gejala di akhir masa kanak-kanak atau awal usia remaja.

Selain tanggapan emosional, penelitian menemukan bahwa orang-orang dengan misophonia umumnya mengalami sejumlah reaksi fisik seperti tekanan ke seluruh tubuh, terutama di dada, sesak otot, peningkatan tekanan darah, detak jantung lebih cepat, hingga peningkatan suhu tubuh.

Baca juga: Atychiphobia dan Cara Mengatasinya

Bagi para pengidap misophonia, ada cara untuk mengelola sensitivitasnya terhadap suara. Berikut beberapa di antaranya:

  • Gunakan headphone dan musik untuk menenggelamkan suara yang dianggap mengganggu.
  • Mengenakan penutup telinga untuk membatasi gangguan kebisingan.
  • Memilih tempat duduk di bus dan di restoran yang jauh dari suara pemicu.
  • Berlatih perawatan diri dengan istirahat, relaksasi, dan meditasi untuk mengurangi stres.
  • Cari dokter atau terapis yang mendukung.
  • Bicara tenang dan jujur dengan teman dan orang yang dicintai untuk menjelaskan misophonia yang dialami.
the authorRino Prasetyo

Leave a Reply