TopCareerID

REVIEW FILM Dolittle, Tontonan Ringan yang Aman untuk Keluarga

Adegan film Dolittle (2020). (dok. UIP)

Topcareer.id – Doctor Dolittle aslinya adalah karakter yang diciptakan Hugh Lofting di buku anak-anak yang ia tulis, The Story of Doctor Dolittle pada 1920.

Karakternya digambarkan mampu berbicara dengan binatang apapun, bahkan hingga semut dan capung. Karakter ini telah berkali-kali diangkat ke layar lebar. Yang paling terkenal adalah versi film musikal yang dibintangi Rex Harrison rilisan 1967. Kemudian, pada 1998, kisahnya diadaptasi ke zaman modern lewat Dr. Dolittle yang dimainkan komedian Eddy Murphy. Versi Murphy ini berlanjut ke sekuelnya yang rilis 2001.

Nah, menginjak dekade 2020-an, atau seabad setelah buku aslinya terbit, kisah Doctor Dolitte kembali dibawa ke khittahnya ke masa Victoria. Sang karakter utama dimainkan ktor yang lebih terkenal sebagai sosok pahlawan Iron Man, Robert Downey Jr. Kisahnya sendiri mengambil cerita dari buku kedua The Voyage of Doctor Dolittle (pertama terbit 1922).

Film ini disutradarai Stephen Gaghan yang pernah menggarap film-film seperti Syriana, Havoc, The Alamo, juga Abandon. Robert Downey yang memainkan peran utama juga bertindak sebagai eksekutif produser di film ini.

Baca juga: 10 Film Wajib Tonton 2019 (Bagian 1) dan 10 Film Wajib Tonton 2019 (Bagian 2)

Alur cerita

Film yang diberi judul Dolittle tanpa embel-embel “doctor” berlatar belakang era victoria abad ke-19 sehingga tampak klasik dengan hal-hal berbau petualangan magis.

Film ini didahului oleh cerita animasi yang mengisahkan sang dokter hewan bertemu dengan tambatan hatinya, seorang petualang, bernama Lily. Namun, Doctor Dolittle kehilangan sosok Lily dalam petualangannya. Hal itu membuat Dolittle mengurung diri di Dolittle Manor, tempat tinggalnya bersama kawan-kawan binatangnya.

Baca juga: Frozen II Jadi Film Animasi Terlaris Sepanjang Masa

Hal itu berlangsung bertahun-tahun bahkan sampai membuat Dolittle tak akrab dengan kehadiran manusia. Penggambaran sosok Dolittle yang menyendiri bertahun-tahun, seperti melihat sosok Jack Sparrow dalam Pirates of the Caribbean, menurut saya.

Hingga suatu hari datang Lady Rose (Carmel Laniado) membawa kabar menyedihkan bahwa sang ratu muda (Jessie Buckley) sakit parah. Sementara itu juga datang pula remaja bernama Stubbins (Harrly Collett) membawa seekor tupai yang tak sengaja ia tembak dan terluka sehingga butuh pertolongan.

Kabar dari Lady Rose memaksa Dolittle untuk melakukan petualangan panjang menemukan obat penawar untuk sang ratu muda demi kesembuhannya. Karena jika Sang Ratu meninggal, maka tempat tinggalnya bersama hewan-hewan juga terancam.

Tak lupa petualangan ini tampak semakin seru karena ditemani oleh kawan-kawan binatang Doctor Dolittle. Ada Poly si kakaktua (Emma Thompson), Chee-Chee, gorila yang punya masalah dengan kecemasan (Rami Malek), Yoshi beruang kutub (John Cena), Dab Dab si bebek putih (Octavia Spencer), Plimpton si burung unta (Kumail Nanjiani), Jip si anjing (Tom Holland), dan lain sebagainya.

Baca juga: Review 6 Underground, Seru Meski Dangkal dan Berantakan

Ringan dan menggelitik

Film petualangan dengan gambaran hewan-hewan yang bisa bicara ini sangat cocok untuk nonton bareng keluarga dan anak-anak. Konflik yang dimiliki setiap binatang (seperti Chee-Chee, gorilla yang punya masalah dengan kecemasan) dihadirkan dengan kemasan yang sungguh menggelitik.

Adegan film Dolittle (2020). (dok. UIP)

Porsi humor yang dimiliki setiap peran hewan-hewan ini terasa sangat pas. Ada saja tingkah dan dialog yang mengundang tawa para penonton. Namun, hal itu tak melupakan petualangan yang penuh aksi dan cukup menegangkan. Semua sudah sesuai porsinya.

Baca juga: Review Jumanji – The Next Level: Membawa Franchise ke Level Berikut

Namun, yang agak mengganggu saya adalah ada beberapa bagian dialog Downey yang tampak begitu mengandalkan lip-sync. Doctor Dilittle versi2020-an ini memang digambarkan dengan aksesn British yang begitu kental. Apakah Downey kesulitan dengan hal itu? Seharusnya sih, tidak. Ia aktor berpengalaman yang telah memainkan banyak karakter berbagai ras dan bangsa.

Soal sinematografi yang mengandalkan Computer-Generated Imagery (CGI), rasanya tak perlu diragukan. Kamu akan melihat canggihnya transformasi logat bicara dan mimik wajah para artis saat menjadi visual seekor binatang.

Tambahan pula, film ini seperti dibuat untuk semua umur. Aman dan nyaman ditonton anggota keluarga, Namun, karena bermain aman itu film ini mungkin kurang bikin puas buat penonton dewasa yang menginginkan cerita yang kompleks. Sekadar buat hiburan keluarga sih oke. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version