Topcareer.id – Untuk menjadi ahli dalam bidang tertentu, ada ilmu yang harus diinvestasikan dan jam terbang yang panjang. Begitu pula jika ingin menjadi hipnoterapis, yang punya kemampuan hipnosis sebagai cara penyembuhan pada seseorang dengan kondisi tertentu. Belajarnya cukup menantang.
O, iya sebelum melangkah bagaimana menjadi hipnoterapis, kamu pernah dengar pekerjaan ini? Bagi yang pernah pergi terapi untuk mengatasi fobia mungkin terdengar tak asing. Bagi yang belum pernah dengar, hipnoterapis ini seseorang yang mempelajari hipnosis tingkat lanjut.
Hipnotherapis yang memiliki bekal pengetahuan untuk membantu dalam proses terapi perubahan mental pada orang lain. Dalam laman Therapytribe, hipnoterapi bisa digunakan untuk beberapa kondisi, seperti:
Baca juga: Dari Sakit Leher Hingga Kanker Kulit, Ini Ragam Penyakit yang Rawan Jangkiti Milenial
– Fobia
– Kecanduan
– Konflik Hubungan / Keluarga / Pekerjaan
– Gangguan tidur
– Kegelisahan
– Depresi
– Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD)
– Duka dan Kehilangan Orang Tercinta
– Penghentian Merokok
– Penurunan berat badan
Nah, untuk bisa melakukan kemampuan terapi hipnosis itu, seorang hipnoterapis perlu memahami ilmu-ilmu terkait. Begitu pula perlu mengantongi sertifikasi yang legal dan izin dari pemerintah terkait, jika di Indonesia ya lewat Kementerian Kesehatan.
Topcareer.id berkesempatan bertanya kepada salah satu Certified Hypnoterapis, Heri Siswanto, bagaimana cara menjadi hipnoterapis yang bersertifikasi. Menurutnya, tak perlu memiliki basic ilmu psikologi untuk menjadi hypnoterapis. Semua latar belakang bisa menjadi hypnoterapis.
Lantas apa saja yang diperlukan?
“Harus bersertifikat dan ada gelar khususnya juga, namanya certified hypnoteraphys. Dan itu musti melewati proses pendidikan tertentu selama 100 jam. Setelah itu musti ada 25 kasus yang ditangani, baru keluar sertifikasi,” kata Heri kepada Topcareer.id, Rabu (15/1/2020).
Baca juga: Sakit Kepala di Kantor? Segera Lakukan Hal Ini
Untuk mencapai tujuan itu, ia lantas mendaftar di organisasi atau lembaga yang mampu menerbitkan sertifikasi hypnoterapis secara legal. Heri belajar banyak hal terkait hypnonis, psikologi terapan, hingga praktik hypnoterapi itu sendiri.
“Ada (belajar) basic ilmu psikolog, lebih ke ilmu psikolgi terapan, seperti psikologi pikiran. Kemudian NLP (Neuro-Linguistic Programming). Lalu terkait ketiga struktur tubuh, sistem neuron, ini kan penting. Prinsipnya pikiran, hati, tubuh, ini kan musti selaras.”
Setidaknya butuh waktu 2 sampai 3 bulan hingga ia memperoleh sertifkasi resmi atas ilmu yang dipelajarinya. Ia juga perlu menangani 25 kasus hypnoterapi yang kemudian dibuatkan laprannya. Di situlah banyak peserta berguguran karena cukup menantang.
“Dua puluh lima kasus itu hasilnya harus dibuat laporan, seperti buat skripsi. Jadi harus ada proses awal sampai akhirnya, kemudian ada sisi evaluasi, catatan tersendiri juga, ini hasilnya gimana. Testimoninya juga dimasukkan, nama, alamat, sehingga yang memberikan setifikat tahu ini nggak bohongan,” ujar dia.